Showing posts with label Puisi Realistik. Show all posts
Showing posts with label Puisi Realistik. Show all posts

08 June 2012

Gagal Meraih

Aku gagal meraih bintang,
dan aku juga gagal meraih bulan,
karena kubukan astronot atau kosmonot,
dan karena biaya ke sana sangat mahal.

Boro-boro ke sana,
tempat-tempat yg ada di bumi tak semua bisa didatangi.
____________________________
Tarutung, 08 Juni 2012
Oleh : B. Marada Hutagalung 

Kupu-kupu Vs Kumbang



Sang kupu-kupu bukanlah tandingan sang kumbang,
namun bukan bertanding dalam sebuah permainan bela diri,
hanya persaingan dalam mencapai kehidupan yang lebih baik

Kupu-kupu sangat disukai orang-orang,
hingga dibiarkan begitu saja hinggap di bunga,
kumbang tidak begitu disukai oleh manusia,
karena dianggap pembawa hamu,
Benar-benar tak disadari oleh manusia,
kupu-kupu dan  kumbang sama kodratnya.

Memang kumbang akan menjadi hama bila perkembangannya sangat pesat,
namun kumbang itu masih berguna bagi tumbuhan yang berbunga.
Akan tetapi kupu-kupu bisa menjadi hama juga bila populasinya melebihi bunga-bunga.
Ulatnya bisa menjadi membawa wabah penyakit
walau nanti menjadi serangga yang indah.

Tetapi, kumbang tetap dianggap kalah dan kupu-kupulah yang menang,
karena dianggap sang kumbang tak seindah sang kupu-kupu.
Kupu-kupu Versus Kumbang, anda pilih mana?
_______________________________________________
Tarutung, 08 Juni 2012
Oleh : B. Marada Hutagalung

27 May 2012

Oh Merpati, Terbanglah


Oh Merpati,
terbanglah engkau setinggi langit.
Kelilingalah bumi sambil menembus berbagai macam awan!
Terbang dan terbanglah!
 _______________________
Tarutung, 27 Mei 2012
Oleh : B Marada Hutagalung

02 May 2012

Hatiku Cuma Satu

Hatiku bukan untukmu,
karena bila kuberikan untukmu maka aku tak punya hati.
Tak bisa hati sapi atau hati ayam jadi gantinya, karena hatiku cuma satu.

Hatiku tak bisa dibagi dua karena hatiku cuma satu.
Jadi mohon maaf bila aku tak bisa memberikan hatiku untukmu,
karena hatiku cuma satu.
 
Tapi bila hatiku dua maka akan kuberikan satu untukmu,
itu pun bila kau tak punya hati.
Ingatlah, hatiku cuma satu!

______________________
Tarutung, 13 Mei 2012 
Oleh : B. Marada Hutagalung

08 January 2011

Kasus Itu Terulang Kembali

Kenangan indah terukir kembali
Semangat hidup berkobar kembali
Ketenagan di dapat kembali
Itu semua wajar karena diharapkan

Namun tak dinyana, kenapa bisa sama?
Tak diketahui apa sebabnya.
Tapi karena keteledoran diri sendiri,
Kekhilafan diri sendiri.

Hanya karena perasaan semua dikorbankan
Siapa yang salah? Aku...!!!
Kenapa? Karena telah sempat asaku hidup.
Gairah menjalani hidup pun muncul.

Apalah dikata, tak ada arti menyesal lagi
Karena sudah beberapa kali terjadi kasus yang sama
Tak diduga bahwa itu akan terulang kembali.
Bukan salahnya, bukan salah Tuhan, tapi aku.

Kembali tiada guna, karena bukan pilihan
Namun hati masih ada maka cemburu meliputi
Walau begitu, semua harus dilepas
dan harus diakhiri dengan baik.

Berharap, semoga esok hari yang indah
dan untuknya, Tuhan beserta dia dan pilihannya
Dan aku harus bersyukur walau sakit di hati
Karena waktu tak dapat kembali.

________________________
Tarutung, 08 Januari 2011
Oleh : B. Marada Hutagalung

BMH

17 September 2009

Selamat Pagi Mentari

Tak pelak aku bangun karena suara ayam jantan
Kubuka jendela kamarku terasa nian cahayanya
Ku sadar aku sudah terlambat bangun

Akhirnya aku keluar sebentar tanpa membasuh diri
Sejenak aku bergumam kagum :
“Oh, alangkah indahnya dirimu mentari”
“Engkau telah membawaku ke kehidupan baru”

Ah, andai aku bisa menjamahmu hidupku akan terasa bahagia
Sayang, memang sudah begitu hidupmu dibuat-Nya
Aku di sini, engkau di sana
Tapi, engkau jauh tetap bisa kurasakan kehadiranmu

Alangkah mulianya perbuatanmu terhadap sesamaku,
tak pernah menuntut balas, selalu memberi kehidupan
Aku ingin seperti mu, mentari...!

Aku sering kesepian, tapi cahayamu selalu menemaniku
Tapi tak satu pun makhluk yang bisa menemuimu
Ataupun menaklukkanmu...

Mentari, terima kasih...
Aku akan menjalankan hidup baruku...
Besok kita masih bersua,
Aku ucapkan, selamat pagi mentari....
___________________________
Tarutung, 13 Agustus 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

Selamat Malam Bintang Jauh

Sejenak aku ke luar ke halaman rumah,
aku duduk di teras seraya memandang ke atas langit.
Oh, sungguh alangkah indahnya bintang yang satu itu,
Lebih terang dari pada yang lain

Oh bintang...
Engkau telah menerangi jiwaku yang gelap
dengan sinarmu, engkau tersenyum padaku
membuat hatiku semakin terpana.

Kuingin memilikimu,
Tapi sayang, kau tak bisa kuraih.
Bila kupandang, engkau begitu dekat...,
tapi, bila kudekati dan kusentuh...,
engkau begitu jauh...!

Aku memang tak bisa terbang...
Tapi, bila pun burung ahli dalam terbang...
tetap jua tak bisa mendekatimu.
Malang melintang memang nasibku,
Ternyata sang meteor dan kometlah yang menjadi sainganku.

Sayang, aku hanya bisa memandang.
Akhirnya aku kembali ke rumah,
karena tak tahan dengan cuaca dingin dan
juga banyak nyamuk...!
Hai bintang, aku mau tidur...!
Selamat malam bintang jauh...!
___________________________
Tarutung, 23 Juli 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

Jadi Guru

Cita-citaku, bukanlah jadi guru
Tapi, kenapa harus jadi guru?
Apa aku bisa jadi guru?
Sebab, aku pernah melawan guru…

Aku sendiri belum bisa jadi insan yang dapat ditiru
Menjadi teladan itu bagi murid yang meniru,
Harus bisa jadi contoh teladan yang dapat ditiru
Jadi guru, harus bisa b’ri guguh yang patut ditiru

Kepada siapa aku berguru,
Agar aku bisa jadi guru yang patut diteladani dan ditiru…?
Memang sulit jadi guru,
Tapi, biarlah aku jadi guru…!
______________________________
Tarutung, Mei 01st 2006
By : B. Marada Hutagalung, S.Th
Rewritten: Tarutung, July 17th 2007

Engkau Bukanlah Bunga Cintaku...

Dalam dunia percintaan selalu ada keanehan…
Itulah membingungkan aku.
Kumencintai bunga yang lain…
Malah datang bunga yang tidak kucintai.

Segala daya dan tenaga bersatu dalam usaha
untuk mencari dan mendekati bunga yang kucintai.
Eh…amburadul jadinya! Malah kau yang datang…
Kamu memang keras kepala…
Kau paksa aku untuk mencintaimu…
Ingat! Enkau bunkanlah bunga cintaku…

Kamu selalu bermain gelap untuk mengincarku…
Tapi untunglah kau tak tiap harinya mengganggu aku.
Sekali lagi kuingatkan, engkau bukanlah bunga cintaku…!
Ataupun bunga yang kudambakan!

Memang salah dasar kamu ini,
Diberi peringatan, malah menjadi-jadi…
Dasar “BUNGA SEDAP MALAM…”!
Masih pagi-pagi kau sudah menyebarkan bau tak enak…
Sore-sore aku berjaln, tak tahunya kau bereaksi juga…
Malampun kau bermain…

Kucoba untuk memotong jalan di waktumu…
Eh…kamu tetap juga menebarkan bau aneh!
Mungkin saja kau sedap di hidung orang…
hingga kau disebut “BUNGA SEDAP MALAM”,
Tapi bagiku, kau tetap tak sedap di hidungku…
Memang kau BUNGA SEDAP MALAM…
Bunga yang tak kusukai di dunia ini…
_________________________
Tarutung, November 04th 2003
Oleh : B. Marada Hutagalung

Tiga Bunga Pilihan Yang Tak Didapat

Mawar biru…
Bunga yang indah penuh kecerahaan,
Mataku tak pernah berkedip memandangmu
Saatnya kumemetik kamu
Agar orang lain tak lebih dulu…
Aduh! Tanganku tak berhasil memetikmu…
Malah hanya darah yang ke luar dari jemari tanganku…
Sangat disayangkan, keindahanmu ternyata diselimuti oleh duri-duri.

Melati putih…
Bunga yang indah penuh keceriaan,
Perasaanku menganggap bahwa dirimu suci seperti warnamu.
Saatnya kumemetik kamu
Agar orang lain tak lebih dulu…
Aduh! Sungguh alangkah sulitnya kau kupetik…
Aku terlambat, Kau terlampau jauh dan tinggi untuk jangkauan tanganku…
Malah tangan yang lain lebih dekat memetikmu…
Sangat disayangkan, keindahanmu ternyata dibatasi oleh kejauhan-ketinggian.

Aster Pink…
Bunga yang indah penuh kasih,
Hatiku sangat tersentuh akan warnamu.
Saatnya kumemetik kamu
Tapi! Sayang sekali, kau ternyata sudah dimiliki orang…
Disaat kuberencana ‘tuk memetikmu, kumalah dibentak yang punya…
Tangan tak jadi kugerakkan…
Sangat disayangkan, keindahanmu ternyata terpagar oleh yang punya.
_________________________
Tarutung, November 04th 2003
Oleh : B. Marada Hutagalung

My World Is Unique

My world is unique…
The form is alike a ball but elips…
Fulfiled by the life nature…
Those were the creations of God…

Really, that world I think and expose
not the world is the earth really…
My world is unique:
is my desire ~ love…
is my thalenta and skill
is my thinking and feeling that always fight…
is my daily life and situation…
is my family and my self…
is my friendship…

My world is unique…
About my desire…
Want tobe a God’s server according my talent and skill
my love…
the world gives me to love that don’t love me
About my talent
Want to be a musician though to create and arrange the song…
my skill…
Want tobe a programmer, technician, operator.
About my thingking and feeling…
Always fight…no stop…
About my daily life and situation …
Are affected by times and existency
About my family and my self…
Often have the hard problem.
About my friendship…
Too much…
Ever I help
Ever fight…

My world is unique…
There always the change…
_____________________________
Tarutung, November 04th 2003
By: B. Marada Hutagalung.
Revised: Tarutung, April 22nd 2006

Kuingin Bercinta

Cinta…
Kupikir itu hanya sebagai permainan hidup saja,
Tapi, kurasa bukan demikian…
Ya…itu sesungguhnya, s’bab hatiku yang merasa
Bukan pikiranku…

Pikiranku selalu bertanya: Pentingkah bercinta itu?
Lain dengan hatiku: Siapakah cintaku?
Ternyata pikiran dan hati dalam diriku terjadi indikasi…
Bila kusimak, pikiran berargumen bahwa cinta itu tidak penting,
Lain dengan hati: aku butuh cinta!

Sesekali aku bertanya kepada bintang ketika malam tiba:
Kenapa kuingin bercinta?
Tak kuduga ternyata bintang menjawab pertanyaanku melalui cahayanya:
Ia malah mengatakan bahwa hati dalam dirikulah pelakunya
Katanya, hati dalam diriku berubah ketika aku melihat lawan jenisku.

Hatiku memang hebat, bisa mengalahkan pikiranku…
Tapi aneh, ia tahu berkata cinta tapi yang dicintai tak didapat.
Tiba-tiba cahaya bintang berkata kepadaku:
Itu karena terjadi perang panas antara pikiran dan hati dalam dirimu!
Aku tahu maksudnya, pikiran dan hati dalam diriku harus saling mendukung.

Kuingin bercinta, kata hatiku…
Pikiranku malah mendapat kebingungan…
Kuingin bercinta! Hatiku berseru…
Pikiran malah bertanya: Untuk apa kau bercinta?
Pokoknya, kuingin bercinta! S’bab kubutuh cinta…
__________________________
Tarutung, November 03rd 2003
By: B. Marada Hutagalung.

Di manakah Engkau…?

Aku menyesal sekali ketika aku meninggalkanmu sebentar…
gara-gara ada sesuatu yang harus kukerjakan…
Yah…ketika aku menjemputmu…tiba-tiba kau tak di situ…
Di manakah engkau…?
Ah…tak ada lagi pelipurlara untukku…
Tak ada lagi pemberi nasehat untukku…
Tak ada lagi penyampai suara-Nya padaku…
Tak ada lagi yang membantuku, baik berteologi maupun bermazmur…
Aku sangat menyesal meninggalkanmu,
Kini aku merenung: Di manakah ‘kan kucari dirimu?
Kasih, bergeminglah di hatiku…
agar aku tahu di mana engkau…
oh…di manakah engkau…?
“Di manakah engkau ALKITAB-ku…?”
apakah kau diambil orang, ketika kutinggalkan sebentar…?
_____________________________________
Tarutung, July/August 2003
By: B. Marada Hutagalung.
Rewritten/revised: Tarutung, November 10th 2003

Patah Hati

Ah…tiba-tiba hati jadi trenyuh
Diakibatkan sesuatu hal yang tidak diinginkan…
Oh…sakitnya…

Entah kenapa kau berbuat demikian padaku…
Gara-gara kau, aku telah boros waktu
Padahal aku telah siap berbuat apa-apa untukmu…
Kau telah membuat aku patah hati…

Oh…kalah…kalah!
Padahal baru kali itu aku mengatakan cintaku padamu,
Ya, cinta yang sebenarnya…
Tapi, justru kau hancurkan hidupku…

Kau…kau…, oh kau MUSIK-ku…
Oh…MUSIK-ku sayang…,
Kau telah membuat diriku menangis…
Kenapa kau berbuat demikian,
Padahal itu awal publikasi kompetisi yang kuikuti…

Ah…MUSIK-ku…
_____________________________________
Tarutung, March/April 2003
By: B. Marada Hutagalung.
Rewritten/revised: Tarutung, November 10th 2003

Sampai Bertemu Sayang

Sejak aku masih di Kampus-1 STAKPN…
Kita selalu bertemu di dalam Aula Kampus-1,
baik direncanakan atau tidak direncanakan…
oh…merdunya suaramu,
kadangkala kita bernyanyi bersama…
Aku sedih ketika orang lain mengganggumu
hingga badanmu sakit dan cacat…
Walaupun demikin, aku tetap mencintaimu
dan mengajakmu bersenandung,
dan walau suaramu sudah agak berbeda sebelumnya…
Kadangkala aku sering memukulmu
karena kadang kala kau tidak mau bersuara
tapi aku tetap sayang padamu.
Tapi, setelah aku berada di Kampus-2 di Silangkitang…
Yah…aku jadi jarang bertemu, bahkan sama sekali tidak pernah bertemu…
Maafkan aku sayang…
Bukannya aku tidak suka, tapi gara-gara kampus kita telah berbeda…
Tetapi aku tetap usahakan untuk bertemu dan bernyanyi…
Gara-gara kau membuatku jadi mengenal tentang musik…
Oh…ORGAN Kampus-1 STAKPN…
Sampai bertemu, yah…di lain waktu…
Kutetap usahakaan ‘tuk bertemu engkau…
Sampai bertemu sayang…!
_________________________________________
Tarutung, February 09th 2002
By: B. Marada Hutagalung.
Rewritten/revised: Tarutung, November 10th 2003

Kau T’lah Kujatuhkan Tanpa Sengaja

Oh…betapa kecewanya aku pada diriku sendiri…
Kau t’lah kujatuhkan tanpa sengaja…
Bila kuingat, kuingat kenangan kita berdua…
Wah…sungguh indah.
Setiap hari kau merangkul leherku selalu.
Wujud matamu selalu mengingatkanku pada-Nya…
Khususnya pada hari terakhir di hari Senin…
Yah…kau tetap merangkul leherku ketik menuju Sipoholon
‘tuk mandi air panas bersama teman-teman.
Oh…! Sayang…, ketika aku didorong Irfan dan Armin,
Aku terjatuh dan rangkulanmu terlepas.
Akhirnya engkau tercebur dan tenggelam…
Kutak tahu dan aku juga tak sadar,
Bahwa kau t’lah kujatuhkan tanpa sengaja
dikarenakan aku haru cepat-cepat ke luar dari kolam…
karena air sangat panas dan aku tak tahu…
Setelah selesai mandi, barulah aku sadari bahwa kau telah
hanyut di kolam air panas…
Kuingin menyelamatkanmu dari dalam air,
Tapi, aku tak sanggup menembus air panas…
Akhirnya, aku meninggalkanmu dengan berat hati
diriasi sedih dan pilu…
Oh…KALUNG SALIBKU!
Kini kau tidak merangkul leherku…
Tanpa sengaja, kau t’lah kujatuhkan…
Oh…selamat tinggal, ma’afkan aku…
_________________________________________
Tarutung, February 09th 2002
By: B. Marada Hutagalung.
Rewritten/revised: Tarutung, November 10th 2003

Aku Sangat Merindukanmu

Oh…betapa sedihnya hatiku ini
Engkau begitu jauh dariku
Kau t’lah jauh dariku
Suaramu sangat merdu di telingaku
hingga hatiku tak bisa melupakanmu
Kadangkala, kau selalu menemaniku
baik malam maupun siang,
malahan setiap siang hari.
Sering engkau temani diriku
Sambil bernyanyi bersama
Ya, lagu tentang isi hatiku
Mataku! Selalu melirik badanmu yang langsing…
Rambutmu yang bergaya enam cabang…
Tapi, kini engkau t’lah jauh dari sisiku…
Kutak tahu di mana engkau berada…
Padahal cintaku tidak bisa kuberikan pada yang lain…
Kutetap setia padamu…
Oh…sayang, di manakah engkau?
Kini kusendiri tanpa engkau…
Kutak bisa berbuat apa-apa lagi.
Sayang…kutak bisa bernyanyi bersamamu lagi.
Ya…sengaja kutulis puisi ini untukmu, oh…sayang…
Kutak bisa dengar suaramu, oh…GITAR TUAKU.
Tanpa engkau, kutak bisa bersenandungria…
Tanp engkau, kutak bisa menciptakan lagu-lagu lagi…
Oh…GITAR TUAKU…
Kutak bisa menggantikanmu…
Sebab kutak punya duit…
Dari penyayangmu, B.Marada Hutagalung.
__________________________________________
Tarutung, February 07th 2002
By: B. Marada Hutagalung.
Rewritten/revised: Tarutung, November 10th 2003

Pengunjung

Flag Counter