Showing posts with label Puisi Pengharapan. Show all posts
Showing posts with label Puisi Pengharapan. Show all posts

08 April 2015

Balada - Bertahan Hadapi Musuh Kehidupan



Benteng pertahananku nyaris hancur,
Aku diserang dari berbagai arah,
kudeta pun terjadi di dalam bentengku.

Gawat!!!
Pasukanku banyak yang berguguran,
Rakyatku juga menjadi korban,
Banyak bangunan yang hancur.

Oh tidak!!!
Para ksatriaku telah berguguran,
Pasukanku tinggal prajurit biasa saja,
Jumlahnya pun tak seberapa.

Musuh yang dilawan sungguh banyak,
Kepercayaanku juga ikut mengkudeta kerajaanku,
Kerajaanku benar-benar sekarat.

Aku tak tahu harus bagaimana,
menyerah atau tidak?
Penasehat raja pun tak bisa berbuat apa-apa,
Apalagi para menteri, mereka kehabisan akal.

Harapan terakhirku adalah ratuku.
Aku butuh saran bijaknya,
Demi mempertahankan kerajaanku yang tak seberapa ini.
________________________
Tarutung, 08 April 2015
Oleh: B. Marada Hutagalung

14 August 2014

Ujung Perjuangan


Mentari tiba kuberangkat berkarya
Mentari pergi kukembali ke rumah
kujalani dengan berbagai perubahan

Demi mencapai tujuan yang indah
semua tenaga dan pikiran dikerahkan
akhirnya ada perubahan tapi tak indah

Apakah ada yang salah?
Sulit diungkapkan karena sudah berlalu
Mencapai kebijakan tak mudah

Semua usaha ada hasilnya bagi orang
hanya keletihan dan kelelahan yang dirasa
bagai usaha tak berujung!

Adakah yang bisa membantu?
Hanya bisa berharap kepada-Nya
Semoga ada jalan!
______________________________
Tarutung. 14 Agustus 2014
Oleh: B. Marada Hutagalung

08 June 2012

Sabarlah Wahai Kumbang

Harum semerbak sang bunga menggugah jiwa sang kumbang,
hanyalah sebuah harapan bagi sang kumbang bisa hinggapi di bunga,
karena sang kupu-kupu dan lebah telah ada di sana!

Buat apa memilih kumbang bila ada kupu-kupu atau lebah,
karena kumbang tak memiliki apa-apa,
namun kupu-kupu memiliki keindahan nan pesona,
namun lebah memiliki madu nan manis!

Sabarlah di kau wahai kumbang,
masih ada waktu yang akan datang,
dan masih ada keindahan yang akan datang!
Sabarlah wahai kumbang!
__________________________________________
Tarutung, 08 Juni 2012
Oleh B. Marada Hutagalung

04 June 2012

Pelangi Rasa

Berbagai warna telah kukecap,
kadang pahit, manis, asam, dan asin,
hingga ku tak tahu mana rasa apa yang tinggal di hidupku,
hingga ku tak tahu rasa apakah semuanya bila disatukan.
Itulah warna-warni kehidupan yang kulalui

Itulah hidup, semua rasa harus kita lalui
Itulah hidup, membuat kita menjadi dewasa
Itulah hidup, berbagai warna harus kita rasa

Aku, anda, kita semua harus berwarna,
mengecap rasa yang hinggap dalam hidup kita,
dan itulah hidup yang tidak bisa kita tebak

Rasa sukacita yang diharapkan tetapi digantikan rasa dukacita,
tanpa kuduga bahkan tanpa kuketahui kapan datangnya.
Hanya Tuhanlahlah yang tahu!

Pelangi rasa, pelangi kehidupan
Itu akan menjadi keindahan bagiku
bilaku bisa melaluinya...!

Pelangi rasa adalah pahit, manis, asam, dan asin kehidupan
Pelangi rasa adalah sukacita dan dukacita kehidupan
Pelangi rasa adalah pelangi kehidupan

Biarlah pelangi itu kunikmati warnanya
Biarlah pelangi itu kukecap rasanya
Biarlah pelangi itu datang dalam hidupku!
_______________________________
Tarutung, 04 Juni 2012
Oleh B. Marada Hutagalung

13 May 2012

Menjadi Terbaik

Bila kau terjatuh jangan frustasi
Bila gagal lagi jangan menyerah
Tetaplah berjuang menjadi terbaik

Semua indah pada waktunya
Semua ada waktunya
Janganlah berhenti
Berjuanglah menjadi terbaik

Bila kehilangan jangan menangis
Bila kau ditinggal jangan kecewa
Tetaplah semangat jalani hidupmu

Semua indah pada waktunya
Semua ada waktunya
Janganlah berhenti
Berjuanglah menjadi terbaik

Bila tak berhasil sukacitalah
Bila dikalahkan tetap bersyukur
Himpun kekuatan 'tuk jadi terbaik

Semua indah pada waktunya
Semua ada waktunya
Janganlah berhenti
Berjuanglah menjadi terbaik

Semua indah pada waktunya
Semua ada waktunya
Janganlah berhenti
Berjuanglah menjadi terbaik

Janganlah kau lupa kepada Tuhan
kar'na Dia s'lalu jadi Penolong
Tuhan akan ada untukmu...
menjadi terbaik...!
______________________
Tarutung, 13 Mei 2012 
Oleh : B. Marada Hutagalung

Catatan :
Puisi ini adalah sebuah lagu, klik http://maradagv.blogspot.com/2012/05/menjadi-terbaik-video-dan-mp3.html

17 September 2009

Menggapai Cita-Cinta

Hidup ini adalah indah bila kubisa nikmati
Namun aku yang hijau masih merasa kekurangan
Hanya karena keinginan belaka yang tak dapat kugenggam

Ah, Tuhan itu tidak adil…!
Kenapa aku harus memikul derita ini…?
Aku hanya merenggut angin…!

Ah, ternyata aku hanya mendapatkan mimpi buruk
Tak satu pun insan yang bisa membantuku
Kepada siapa lagi aku harus memohon?

Aku hanya sekelumit tumbuhan yang masih berdaun hijau
Yang selalu didatangi berbagai macam hama...
Yang selalu diterpa cuaca yang tak menentu
Aku mimpikan air datang namun kemarau yang menemuiku
Aku mimpikan cahaya menyinariku namun kegelapan yang menghampiriku

Tatkala aku mengidamkan air dan cahaya...
Namun, daun yang lain lebih lebar dan lebat
Hinggaku tertutupi olehnya
Cara lain kulakukan, dengan akar aku berusaha meresap air
Namun, akar yang lain lebih besar dan banyak,
Hinggaku terdesak oleh akarnya

Tidak, tidak, tidak....!
Aku tak boleh menyerah....!
Sekalipun aku hanya tumbuhan kecil
Aku harus bertahan....
walauku hanya mendapatkan setetes air
walauku hanya sedikit berkas cahaya yang kudapat

Tuhan, mampukanlah aku menikmati hidup ini
mampukanlah aku memikul penderitaan ini...
Tuhan, aku yakin Engkau hadir dalam hidupku
Menemaniku untuk bertumbuh dan berkembangkan

Tuhan, aku butuh air....!
Tuhan, aku butuh cahaya...!
Hanya itu yang kuimpikan......
___________________________
Tarutung, 10 Oktober 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th


http://maradagv.multiply.com

Taruna Siaga Bencana

(TAGANA)


Indonesiaku yang tercinta, aku menangis
Indonesiaku yang selalu menderita...
Indonesiaku yang selalu tertimpa...
Oh Indonesiaku....

Kini aku dengan cinta akan memikul penderitaanmu...
Kini aku dengan semangat mencegahmu dari tertimpa...
Kini aku dengan segenap jiwa dan raga akan membahagiakanmu

Wahai negeriku....
Bersama Tagana, aku akan selalu mencurahkan cinta untukmu
Bersama Tagana, aku akan selalu memelukmu dari penderitaan
Apapun yang terjadi, aku adalah untukmu selamanya...

Aku....
Adalah insan Tagana yang akan selalu bertaqwa pada Tuhan
Adalah insan Tagana yang akan selalu menjalankan amanah
Adalah insan Tagana yang akan melawan berbagai badai....

Dengan sukacita,
aku rela menderita untukmu
Dengan doa dan tindakan,
‘kan ‘kulakukan yang terbaik untukmu

Oh Indonesiaku, negeriku
Aku adalah untukmu...
Aku adalah hidupmu...
Tak akan kubiarkan engkau menangis...

Aku, dengan jiwa Tagana....
Siaga selalu untuk mencabut penderitaanmu
Siaga selalu memberikan yang terbaik untukmu....

Wahai jiwaku, insan Tagana...
Majulah.....!!!
_______________________________
Tarutung, 03 September 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th


http://maradagv.multiply.com/journal/item/47

Menanti Jalur Terbuka

Di kala aku berpetualang ke samudera
tatkala kumelihat sebuah pulau nan indah dan anggun
hingga aku mencoba untuk berlabuh ke dermaga
dan sebelumnya kubertanya pada orang lain :
“Apakah nama pulau itu?”

Sayang sekali, jalur berlabuh untuku masih tertutup
karena kartu tanda pengenalku masih diragukan
dikhawatirkan aku bisa membawa masalah...

Namun, tak kusangka dia bisa merubah hidupku,
dia bisa meleburkan jiwaku yang sudah lama membeku
dengan kehangatan suasana pulaunya

Meskiku masih di laut lepas
namun hari-hariku dipenuhi sukacita
seraya berkata dalam hati :
“Kemegahanmu menembus benteng jiwaku...”
“kehangatanmu menghidupkan api dalam dadaku...”
“Tanahmu memberiku kedamaian abadi...”

Memang pernah kucoba untuk melupakanmu
Tapi, harum semerbakmu masih terasa di hidungku,
Wajahmu masih selalu membayangi hari-hariku,
Namamu masih terukir dalam kepalaku...,
Akhirnya kukembali berpetualang

Waktu terus berganti dan petualanganku nyaris berhenti
Ternyata kamu masih memilih waktu untuk masa depanmu
membiarkan para saudagar untuk berbisnis demi kemegahanmu
membiarkan pulaumu dibangun dengan keindahan
membiarkan masyarakatmu bekerja setiap hari
membiarkan pantaimu diawasi dari serangan tak terduga

Memang pulaumu pernah didatangi seorang petualang
namun tak bisa bertahan lama karena pulau lain menantinya
sehingga para pemimpinmu membuat sebuah keputusan.
Keputusan yang pasti dan membuahkan hasil yang indah
agar para petualang tidak sembarang datang dan pergi
Karena petualang yang diinginkan hanya satu...!

Bukan hanya aku saja yang berpetualang ke pulaumu,
banyak petualang lain ingin berlabuh ke dermagamu
hingga para pemimpinmu sulit membuka jalur pelabuhan
Akhirnya aku hanya mengitari pulaumu.
Menunggu dan menunggu sampai jalur pelabuhan terbuka
Ah..., sampai kapan aku sanggup mengitari pulaumu?
Perbekalanku hampir habis....!!!
_____________________________________________
Tarutung, 16 Juli 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

Puisi ini Kupersembahkan untukmu seorang...!

Cinta Sejatiku

O Tuhan, Kau ciptakan aku...
dan Kau b’ri cinta kepadaku
Tapi ku tak tahu cintaku
Cinta yang t’lah kudamba

O Tuhan, mengapa Kau buat...
Diriku memiliki cinta
Tapi ku malah tersiksa
Oleh karena tak tahu cintaku

Akankan cinta sejatiku...
’kutemui setiba ajalku?
Mungkinkah ini terjadi...?
Atau sudah menjadi takdirku..?

O Tuhan jangan biarkanku...
tersiksa oleh karena cinta.
Tolonglah hamba-Mu ini
’tuk temui cinta sejatiku...!

Betapa indah oh Tuhan, Kau ciptakan aku...
dengan memiliki cinta yang indah Kau beri.
Tapi kumalah tersiksa..., oleh karena cinta....!
Siapa dan di manakah ’kan kutemui cinta sejatiku...?
______________________________________________________
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th
Tarutung, 16 Desember 2007
Ditulis ulang di Tarutung, 24 Juli 2008
NB. : Ini adalah sebuah syair lagu yang diciptakan penulis sendiri

Pribadi Yang Terpenjara

Gelap, gelap…!
Mengapa aku harus di sini?
Aduh! Tangan dan kakiku dirantai?
Apa salahku? Aku bukan penjahat!
Tolong lepaskan aku dari sini!
Tolonglah, aku tidak tahan!

Ah…kamu rupanya memenjarakanku.
Sedemikian besarkah salahku?
Sehingga engkau masukkan aku ke penjara!
Katakanlah agar aku tahu salahku.

Bila memang aku salah, aku mohon ampun.
Bila memang engkau tak memaafkanku,
Salahkanlah, tapi jangan buat aku terpenjara…
Aku mohon, tolonglah aku…
Aku tidak tahan…! Oh…, tolonglah aku…!
______________________________
Tarutung, April 25th 2006
By : B. Marada Hutagalung, S.Th
Rewritten: Tarutung, Mei 17th 2007

Jiwa Yang Menerawang

Terbang dan terbang
Pikiranku menerawang angkasa bayang
Namun belum menemukan pendaratan yang dituju
Itu karena masalah hati

Melayang dan melayang
Hati mencoba menerawang langit-langit khayalan
Tapi masih belum mendapatn pendaratan yang pasti
Itu karena masalah perasaan

Ah…! Ada apa ini?
Mengapa aku belum menemukan pendaratan itu
Sudah kuulang, kucoba, dengan berbagai cara
Tapi, masih tetap gagal…
Ah…! Masih menerawang…!
_______________________________
Tarutung, April 24/25th 2006
By : B. Marada Hutagalung, S.Th
Rewritten: Tarutung, April 25th 2006

Aku Dan Dunia

Dunia adalah dunia
Di situ banyak kehidupan yang fana
Ya, aku tahu itu
Tapi, kenapa aku iku dunia?
Apa karena aku di dunia?
Mungkin juga,
Tapi kenapa aku yang dikuasai dunia?

Aku adalah aku
Tapi, aku jadi dunia
Bukan dunia jadi aku

Tidak…!
Aku tidak mau jadi dunia
Biarlah dunia jadi aku
Harus itu…!!!
_______________________________
Tarutung, April 17th 2006
By : B. Marada Hutagalung, S.Th
Rewritten: Tarutung, April 21st 2006

Beban Yang Tak Teratasi

Aku capek, lelah, dan letih,
Kucoba istirahat, tapi tak kunjung lega
Beban masih menghantui pikiranku.

Meski’ku lemah tak berdaya
Kucoba untuk beraktivitas
Tapi tak kunjung teratasi
Kepulihanku belum klimaks

Oh..beban!
Kenapa kau masih lekat?
Ke mana kupergi, kau terus ada…
Mengertilah denganku…
_________________________
Tarutung, 11 April 2006
By : B. Marada Hutagalung, S.Th

Tempat Penantian

Rumah…
Di situ aku tinggal
Tapi tak ada keabadian
Ya, kenapa ada perantauan?

Dunia…
Di situ aku hidup
Tapi tak ada kekekalan
Ya, kenapa ada kematian?

Sorga…
Di mana itu?
Itukah tempatku selamanya?
Dan itukah yang kuharap-harapkan?
Aku bingung jua…
Tapi, aku yakin itu ada.
_________________________
Tarutung, 10 April 2006
By : B. Marada Hutagalung, S.Th

Balada Pengharapan Si Kumbang (itulah aku…)

Dari arah selatan
Kumbang terbang ke utara
Melawan arah angin yang menjadi tantangan
Demi bunga mawar, itulah aku…

Segala daya yang ada
Si kumbang mencoba medekati sang mawar
Tapi gagal, ada apa?
Ada kupu-kupu dan lebah yang menjadi saingannya

Waktu terus berputar
Si kumbang beraksi kembali
Alhasil, sang mawar telah dicapainya
Sayang, pertemuan itu hanya sekali
Sebab jarak yang jauh justru menjadi halangannya
Tak mungkin ia di situ terus, karena harus kembali
Kumbang hanya berpengharapan saja,
Itulah aku…
_________________________
Tarutung, 17 Januari 2005
By : B. Marada Hutagalung, S.Th

Kau Yang Jauh

Kau yang jauh,
Yang aku rindu, dan kau demikian
Akankah itu bertahan selamanya?

Kau yang jauh,
Yang aku cinta, dan kau demikian
Haruskah dekat agar bertahan selamanya?

Kau yang jauh,
Bukankah suatu halangan bagiku, dan bagimu?
Bila mana cintaku dan cintamu adalah suci

Kau yang jauh,
Sang ilahi yang menjadi pengikat
Bagiku, dan bagimu selamanya…
_________________________
Tarutung, 17 Januari 2005
By : B. Marada Hutagalung, S.Th



Lagu ini telah diubah menjadi sebuah lagu

VIDEO LIRIK

Kuingin Dirimu (O langit biru)

Berhari-hari…
kupandangi dirimu
Membuatku terpana
akan keindahanmu…

Andai ‘kubisa…
terbang seperti burung
‘kupasti ‘kan datang
meraih keindahanmu…

Betapa indahnya, langitmu…
Betapa cerahnya, birumu…
‘Kuingin dirimu…
‘Kuingin dirimu…
O…langit biru
_______________________________________________ 
Oleh : B. Marada Hutagalung
Tarutung, Desember 2004/2005
Ditulis ulang di Tarutung, 21 April 2006
NB. : Ini adalah sebuah syarir lagu yang diciptakan penulis sendiri
klik http://maradagv.blogspot.com/2012/08/kuingin-dirimu-o-langit-biru.html

VIDEO

Meniti Harapan

Bak wajah galau terebos dunia
Tercabik kelam ‘ku yang s’makin lemah
Adakah insan yang dapat menolong?
S’bab ‘ku tak bisa bergerak sendiri.

‘Kan kutetap coba meniti harapanku
Walau s’makin jatuh ‘ku tetap bertahan
Biarlah air mataku menjadi minumanku
Asal kubertemu cita-cintaku...

Walau tak ada yang menolong diri ini
‘Ku takkan menyerah meniti harapan
Biarlah penderitaan menjadi makananku
Asal ‘ku bersua masa yang cerah...

Pasti Yang Kuasa, memb’ri kekuatan...
Berdoa pasrah, meniti harapan...!
_______________________________________________
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th
Tarutung, 02 Desember 2004
Ditulis ulang di Tarutung, 24 Juli 2008
NB. : Ini adalah sebuah syair lagu yang diciptakan penulis sendiri

My World Is Unique

My world is unique…
The form is alike a ball but elips…
Fulfiled by the life nature…
Those were the creations of God…

Really, that world I think and expose
not the world is the earth really…
My world is unique:
is my desire ~ love…
is my thalenta and skill
is my thinking and feeling that always fight…
is my daily life and situation…
is my family and my self…
is my friendship…

My world is unique…
About my desire…
Want tobe a God’s server according my talent and skill
my love…
the world gives me to love that don’t love me
About my talent
Want to be a musician though to create and arrange the song…
my skill…
Want tobe a programmer, technician, operator.
About my thingking and feeling…
Always fight…no stop…
About my daily life and situation …
Are affected by times and existency
About my family and my self…
Often have the hard problem.
About my friendship…
Too much…
Ever I help
Ever fight…

My world is unique…
There always the change…
_____________________________
Tarutung, November 04th 2003
By: B. Marada Hutagalung.
Revised: Tarutung, April 22nd 2006

Kuingin Bercinta

Cinta…
Kupikir itu hanya sebagai permainan hidup saja,
Tapi, kurasa bukan demikian…
Ya…itu sesungguhnya, s’bab hatiku yang merasa
Bukan pikiranku…

Pikiranku selalu bertanya: Pentingkah bercinta itu?
Lain dengan hatiku: Siapakah cintaku?
Ternyata pikiran dan hati dalam diriku terjadi indikasi…
Bila kusimak, pikiran berargumen bahwa cinta itu tidak penting,
Lain dengan hati: aku butuh cinta!

Sesekali aku bertanya kepada bintang ketika malam tiba:
Kenapa kuingin bercinta?
Tak kuduga ternyata bintang menjawab pertanyaanku melalui cahayanya:
Ia malah mengatakan bahwa hati dalam dirikulah pelakunya
Katanya, hati dalam diriku berubah ketika aku melihat lawan jenisku.

Hatiku memang hebat, bisa mengalahkan pikiranku…
Tapi aneh, ia tahu berkata cinta tapi yang dicintai tak didapat.
Tiba-tiba cahaya bintang berkata kepadaku:
Itu karena terjadi perang panas antara pikiran dan hati dalam dirimu!
Aku tahu maksudnya, pikiran dan hati dalam diriku harus saling mendukung.

Kuingin bercinta, kata hatiku…
Pikiranku malah mendapat kebingungan…
Kuingin bercinta! Hatiku berseru…
Pikiran malah bertanya: Untuk apa kau bercinta?
Pokoknya, kuingin bercinta! S’bab kubutuh cinta…
__________________________
Tarutung, November 03rd 2003
By: B. Marada Hutagalung.

Pengunjung

Flag Counter