Showing posts with label Puisi Penghormatan. Show all posts
Showing posts with label Puisi Penghormatan. Show all posts

25 November 2011

Terima Kasih Ibu dan Bapak Guru




Tanpa pelitamu ku tak akan memiliki wawasan
tanpa pelitamu ku tak akan bisa melalui perkembangan zaman
tanpa pelitamu ku hanya manusia tak berguna.

Aku tak bisa membayar kerelaanmu.
Ku hanya bisa berdoa,
dan ku hanya bisa berkata :
"Biarlah Tuhan membayar kerelaanmu dengan berkat-Nya!"

Oh guruku,
alangkah indahnya pengorbananmu,
terimalah ungkapan terima kasihku
lewat doa dan kata

oh guru, terima kasih
engkau telah menjadi pelita dalam hidupku,
engkau telah mengubah hidupku
engkau telah mewarnai hidupku dengan ketahuanmu.

Guruku...
Tiada hentinya dirimu berjuang untukku
terima kasih ibu guru
terima kasih bapak guru

________________________
Tarutung, 13 Nopember 2011
Oleh : B. Marada Hutagalung
dipersembahkan untuk para Guru dalam rangka Hari Guru Nasional, 25 Nopember 2011.
DIRGAHAYU HARI GURU NASIONAL!

http://facebook.com/B.MaradaHutagalung

17 September 2009

Wahai Malaysia, biarkanlah Indonesia Tenang!





Wahai Malaysia…!
Engkau tau bahwa kami adalah bangsa yang berdaulat
Tapi mengapa hidup kami selalu Engkau ganggu!
Apa salah kami…?

Wahai Malaysia…!
Tidakkah engkau ingat bahwa kami penah mengirim guru ke tempatmu?
Tidakkah engkau sadar bahwa dirimu pernah memakai bahasa Indonesia?
Tidakkah engkau tahu bahwa ragam budaya dan sukumu hanya sedikit dibandingkan kami?

Wahai Malaysia…!
Apakah kami pernah berbuat kesalahan kepadamu?
Bila pernah, kami akan memperbaikinya…!
Tolong katakanlah kepada kami…!

Wahai Malaysia…!
Indonesia bukan Negara Kesultanan, tapi Republik
Yang memiliki ragam agama, suku, budaya, dan lain sebagainya!
Kuharap engkau mengerti…!

Wahai Malaysia…!
Kami bukan bangsa yang suka berperang…
Kami adalah bangsa yang suka berdamai
Kami juga bangsa yang masih engkau butuhkan..!

Wahai Malaysia…!
Kita adalah tetangga, tapi mengapa engkau mengganggu hidup kami?
Kita tidak bisa hidup sendiri tanpa bergandengan tangan…!
Kita harus saling berdampingan...!

Wahai Malaysia…!
Aku memohon bukan karena Indonesia lemah,
Aku memohon bukan karena Indonesia bodoh,
Tapi karena ingin ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan...!

Wahai Malaysia…!
Memang kita memiliki kesamaan, tetapi tidak semuanya...!
Perhatikan saja budaya aslimu adalah melayu,
Hanya itu yang sama persis, yang lain tidak...!

Wahai Malaysia…!
Kenapa rakyat kami tidak pernah tenang hidup di tempatmu?
Tapi rakyat hidup tenang di tempat kami...!
Bahkan dipulangkan ke tempatmu, meski ilegal...!

Wahai Malaysia…!
Wilayah kami memang luas, tapi engkau anggap milikmu
Wilayah kami memiliki keanekaragaman hayati, tapi engkau renggut
Apakah engkau merasa tidak puas dengan yang engkau miliki...?

Wahai Malaysia...!
Hidup Indonesia dan Malaysia...!
Marilah kita saling menjaga diri
Marilah kita saling memaafkan...!

Wahai Malaysia…!
Kumohon dengan sangat...
Biarkanlah kami memiliki budaya dan wilayah kami...!
Bersyukurlah dengan apa yang engkau miliki...!

Wahai Malaysia…!
Kumohon dengan sangat...
Sekali lagi, kumohon dengan sangat...
Biarkanlah Indonesia tenang...!!!
______________________________
Tarutung, Indonesia, 26 Agustus 2009
Oleh : B. Marada Hutagalung


http://maradagv.multiply.com
http://maradagv.wordpress.com
http://maradahtgalung.blogspot.com

Taruna Siaga Bencana

(TAGANA)


Indonesiaku yang tercinta, aku menangis
Indonesiaku yang selalu menderita...
Indonesiaku yang selalu tertimpa...
Oh Indonesiaku....

Kini aku dengan cinta akan memikul penderitaanmu...
Kini aku dengan semangat mencegahmu dari tertimpa...
Kini aku dengan segenap jiwa dan raga akan membahagiakanmu

Wahai negeriku....
Bersama Tagana, aku akan selalu mencurahkan cinta untukmu
Bersama Tagana, aku akan selalu memelukmu dari penderitaan
Apapun yang terjadi, aku adalah untukmu selamanya...

Aku....
Adalah insan Tagana yang akan selalu bertaqwa pada Tuhan
Adalah insan Tagana yang akan selalu menjalankan amanah
Adalah insan Tagana yang akan melawan berbagai badai....

Dengan sukacita,
aku rela menderita untukmu
Dengan doa dan tindakan,
‘kan ‘kulakukan yang terbaik untukmu

Oh Indonesiaku, negeriku
Aku adalah untukmu...
Aku adalah hidupmu...
Tak akan kubiarkan engkau menangis...

Aku, dengan jiwa Tagana....
Siaga selalu untuk mencabut penderitaanmu
Siaga selalu memberikan yang terbaik untukmu....

Wahai jiwaku, insan Tagana...
Majulah.....!!!
_______________________________
Tarutung, 03 September 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th


http://maradagv.multiply.com/journal/item/47

Terima Kasih Ibu

Ibu, hari ini aku berkarya,
Tersenyumlah...! Sebab engkau jarang tersenyum...
Ibu, hari ini aku berbicara,
Tentang engkau yang telah mendewasakan aku.

Ibu...,
Sejenak aku merenung dan terbayang akan kasih sayangmu
Sejak aku masih kecil, engkau merawat aku dengan penuh kasih sayang
Di saat aku sedang bertumbuh, dan berusaha untuk tahu segalanya
Saat itu aku sering berontak akan nasehat-nasehat dan perintah-perintahmu
Sehingga engkau marah dan membentakku, dan tak segan memukul
Tak kusadari itu karena kasih sayangmu padaku.

Kini aku telah melewati batas itu
Dan bertumbuh dewasa meski berbeda dengan yang ibu harapkan,
Karena benih pemberontakan masih melekat dalam diriku
Oh..., betapa kejamnya aku!

Ibu..., cintamu begitu mulia padaku
Sekalipun engkau tiada dana dan daya.
Tetapi engkau tetap berusaha memberiku kehidupan...
Sekalipun engkau lemah dan menderita,
Tetapi engkau tetap berusaha memberiku yang terindah...
Dan sekalipun engkau dalam marabahaya,
Tetapi engkau berusaha lebih dulu menjagaku.

Tak dapat kulukiskan betapa besarnya pengorbananmu,
Engkau bagaikan lilin kecil yang menerangi ruang hidupkku yang gelap
Meski kecil tetapi cahayamu dapat menjadi pelita bagiku
Alangkah bodohnya aku, tak tahu berbalas budi dan tak perduli
Ibu..., di saat engkau berbicara kepada Yang Maha Kuasa
Engkau tak pernah lupa untuk memohon kepada-Nya agar aku didampingi-Nya
Ibu..., di saat engkau berada di tanah sebrang yang jauh...
Engkau selalu ingat akan diriku.
Ibu..., tanpa engkau... mungkin aku akan menderita.

Ibu, aku tidak tahu apakah ada kesempatan lain,
Tapi, inilah kesempatanku untuk berkarya.
Ibu, aku tahu diriku telah menyakitimu
Tapi inilah kesempatanku untuk bermohon: Ampunilah aku...!
Ibu, engkau jarang tersenyum untukku,
Tapi inilah kesempatanku untuk berkata: tersenyumlah untukku...!
Ibu, pengorbananmu tak dapat ditukarkan dengan materi
Tapi, di hari kebesaranmu ini kankulukiskan dalam hati dengan persembahan sebuah karya;
Dan di hari kebesaranmu ini aku berkesempatan untuk mengucapkan:
Terima Kasih Ibu...!
___________________________________
Tarutung, 19 Desember 2006
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

Dibacakan pada Hari Ibu yang ke-78 Tahun di Gedung Nasional Tarutung

Pengunjung

Flag Counter