Showing posts with label Puisi Pengharapan. Show all posts
Showing posts with label Puisi Pengharapan. Show all posts

17 September 2009

Balada Perjuangan Hidupku

Dari awal…kaki telah kuringankan
Dari awal…dada telah berkobar
Dari awal…mata telah bersinar
Ya, dari awal…segalanya telah kusiapkan.

Ternyata, apa yang kutempuh
berbeda dengan rencana yang telah kurumuskan
Ya, semuanya berubah arah dan arus denganku.
Akhirnya kucoba untuk mengikutinya…
mengikuti arah hembusan angin sepoi-sepoi,
mengikuti arus aliran sungai yang perlahan-lahan.

Indah, enak, dan elok…
Kusimpulkan, kuhampir berhasil,
berkat arus aliran sungai, dan
berkat arah hembusan angin.

Oh…! Aku tahu kini ke mana angin dan sungai akan membawaku.
Kini aku sadar, ku akan dibawa ke laut.
Aduh…! Kutak mau ke laut!
Tak ada yang dapat kuperbuat di sana!

Cara lain! Ya, ada cara lain…
Kucoba melawan arah angin dan arus sungai!
Perasaanku berhasil…tapi, tidak!!!
Ternyata, angin dan sungai bersama cuaca menghalangiku…
Kelihatannya, mereka kerjasama…! Ya, kerjasama yang baik.
Mereka bersatu menjadi badai petaka…akibat melawan
Aku terlanjur mengikuti mereka.

Aku tak mau ke sana! Aku tak mau ke lut!
Kulawaan mereka dengan daya, tenaga yang ada!
Tapi…, ku dijatuhkan sampai terperosok…
Keringat darah dari tubuhku tiada guna,
Aku kalah…aku terlempar ke tanah basah.
Tapi, ada apa? Kenapa aku tak jadi dibawa ke laut?
Ya, kerjasama mereka tak sepadan.

Akhirnya…dengan tubuh lemah kucoba untuk berdiri…
Akhirnya…dengan tubuh kurus tak terurus kucoba untuk bertahan…
Akhirnya…dengan tubuh kacau kucoba melihat ke belakang…
Ya, akhirnya…kucoba untuk berjuang kembali dan bergerak ke depan…
____________________________________
Tarutung, August 25th 2003
By: B. Marada Hutagalung
Rwritten/revised: Tarutung, November 11th 2003

Andai Kudapat Terbang

Andai kudapat terbang melayang
keliling dunia seperti elang

O betapa bahagia, andai kudapat terbang
mengitari dunia dan menembus angkasa

Akhirnya kusadari apa yang t’lah kubayang
berharap dalam angan, hanya mimpi belaka

Yang terbang bukan aku, tapi pikiranku yang melayang
bersama awan bayang menuju dunia angan

O...betapa bahagia...
Andai kudapat terbang...!
_______________________________________________
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th
Tarutung, 23+24 September 2002
Ditulis ulang di Tarutung, 24 Juli 2008

NB. : Ini adalah sebuah syair lagu yang diciptakan penulis sendiri

Raga Menangkap Angin

Tak terasa waktu begitu cepat berjalan
Sangatlah disayangkan, tidak ada perubahan
Sia-sia belaka yang diangankan

Pelik sekali hidup ini
Rasa diri menangkap angin...
Apakah yang terjadi...?
Yah..., sulit untuk dipikir-pikir

Segala cara dicoba,
Untuk sesuatu yang dicita-cita
Namun!!! Yah..., namun semua itu tidak dapat diraga
Mungkin, ...mungkin diri berasa di bejana.

Cita, cinta, sukacita, dan kebahagiaan...pelik sekali
Pelik sekali sukma lalui
Pedih sekali...!!!
Rasa raga menangkap angin...
Rasa raga menjaring air...
Tak satu juapun yang mengerti...
Yah...mengerti yang raga pikir.

Dukacita...keabstrakan dunia yang fana
Dirasa sukma...rasa bersalah, rasa belaka
Membuat lgika kepala ubah jadi lelah
Sukma, raga m’rasa bersalah

Oh..., betapa malangnya sukma –raga diri
Rasa raga menangkap angin...
Rasa raga menjaring air...
Tiada yang mengerti raga...
______________________________
Tarutung 2001/2002
By: B. Marada Hutagalung.
Rewritten: Tarutung July 16st 2007

09 September 2009

O Mimpi, Bawalah Aku Kepadanya

‘Kuterbang membelah angkasa
bak cah’ya putih arungi lautan langit yang anggun
Aku sadar, ternyata aku bermimpi
Bersua dengan seorang bidadari
Oh...! Betapa cantiknya wajahnya...
Panjang terurai indah rambutnya...

Ah sayang,
Hanya dalam mimpi

O mimpi, bawalah aku kepadanya
Agar aku tak kesepian
Walau hanya dalam angan-angan

O mimpi, bawalah aku kepadanya
biar aku tak sendirian
Walau hanya dalam banyang-bayang

O mimpi,
bawalah aku kepadanya...!
______________________________
Sipoholon, August 21st 2000
By: B. Marada Hutagalung.
Rewritten/revised: Tarutung, April 21st 2006
Second Rewritten: Tarutung July 16th 2007

16 April 2009

Jalan Harapan

Hidup ini penuh dengan derita
Membuatku semakin bingung....

Apalah daya yang harus kuperbuat
Demi menelusuri harapanku....

Banyak tantangan,
Banyak hambatan,
Banyak ancaman,
Bila kumenelusuri cita-cintaku...

Oh Tuhan, mampukanlah aku...
Bila kuberjalan melewati api.
Oh Tuhan, mampukanlah aku...
Mampukanlah aku...
Bila kuberlayar melewati ombak.

Kusadar Tuhan aku tak mampu...
Kar'na ku Tuhan manusia tak sempurna.
Hanyalah Engkau Tuhan yang bisa membimbingku
Menelusuri jalan harapan....!
____________________________________________
Tarutung, Nopember 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung

Pengunjung

Flag Counter