Tampilkan postingan dengan label Puisi Jiwa Kenegaraan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi Jiwa Kenegaraan. Tampilkan semua postingan

17 September 2009

Wahai Malaysia, biarkanlah Indonesia Tenang!





Wahai Malaysia…!
Engkau tau bahwa kami adalah bangsa yang berdaulat
Tapi mengapa hidup kami selalu Engkau ganggu!
Apa salah kami…?

Wahai Malaysia…!
Tidakkah engkau ingat bahwa kami penah mengirim guru ke tempatmu?
Tidakkah engkau sadar bahwa dirimu pernah memakai bahasa Indonesia?
Tidakkah engkau tahu bahwa ragam budaya dan sukumu hanya sedikit dibandingkan kami?

Wahai Malaysia…!
Apakah kami pernah berbuat kesalahan kepadamu?
Bila pernah, kami akan memperbaikinya…!
Tolong katakanlah kepada kami…!

Wahai Malaysia…!
Indonesia bukan Negara Kesultanan, tapi Republik
Yang memiliki ragam agama, suku, budaya, dan lain sebagainya!
Kuharap engkau mengerti…!

Wahai Malaysia…!
Kami bukan bangsa yang suka berperang…
Kami adalah bangsa yang suka berdamai
Kami juga bangsa yang masih engkau butuhkan..!

Wahai Malaysia…!
Kita adalah tetangga, tapi mengapa engkau mengganggu hidup kami?
Kita tidak bisa hidup sendiri tanpa bergandengan tangan…!
Kita harus saling berdampingan...!

Wahai Malaysia…!
Aku memohon bukan karena Indonesia lemah,
Aku memohon bukan karena Indonesia bodoh,
Tapi karena ingin ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan...!

Wahai Malaysia…!
Memang kita memiliki kesamaan, tetapi tidak semuanya...!
Perhatikan saja budaya aslimu adalah melayu,
Hanya itu yang sama persis, yang lain tidak...!

Wahai Malaysia…!
Kenapa rakyat kami tidak pernah tenang hidup di tempatmu?
Tapi rakyat hidup tenang di tempat kami...!
Bahkan dipulangkan ke tempatmu, meski ilegal...!

Wahai Malaysia…!
Wilayah kami memang luas, tapi engkau anggap milikmu
Wilayah kami memiliki keanekaragaman hayati, tapi engkau renggut
Apakah engkau merasa tidak puas dengan yang engkau miliki...?

Wahai Malaysia...!
Hidup Indonesia dan Malaysia...!
Marilah kita saling menjaga diri
Marilah kita saling memaafkan...!

Wahai Malaysia…!
Kumohon dengan sangat...
Biarkanlah kami memiliki budaya dan wilayah kami...!
Bersyukurlah dengan apa yang engkau miliki...!

Wahai Malaysia…!
Kumohon dengan sangat...
Sekali lagi, kumohon dengan sangat...
Biarkanlah Indonesia tenang...!!!
______________________________
Tarutung, Indonesia, 26 Agustus 2009
Oleh : B. Marada Hutagalung


http://maradagv.multiply.com
http://maradagv.wordpress.com
http://maradahtgalung.blogspot.com

Taruna Siaga Bencana

(TAGANA)


Indonesiaku yang tercinta, aku menangis
Indonesiaku yang selalu menderita...
Indonesiaku yang selalu tertimpa...
Oh Indonesiaku....

Kini aku dengan cinta akan memikul penderitaanmu...
Kini aku dengan semangat mencegahmu dari tertimpa...
Kini aku dengan segenap jiwa dan raga akan membahagiakanmu

Wahai negeriku....
Bersama Tagana, aku akan selalu mencurahkan cinta untukmu
Bersama Tagana, aku akan selalu memelukmu dari penderitaan
Apapun yang terjadi, aku adalah untukmu selamanya...

Aku....
Adalah insan Tagana yang akan selalu bertaqwa pada Tuhan
Adalah insan Tagana yang akan selalu menjalankan amanah
Adalah insan Tagana yang akan melawan berbagai badai....

Dengan sukacita,
aku rela menderita untukmu
Dengan doa dan tindakan,
‘kan ‘kulakukan yang terbaik untukmu

Oh Indonesiaku, negeriku
Aku adalah untukmu...
Aku adalah hidupmu...
Tak akan kubiarkan engkau menangis...

Aku, dengan jiwa Tagana....
Siaga selalu untuk mencabut penderitaanmu
Siaga selalu memberikan yang terbaik untukmu....

Wahai jiwaku, insan Tagana...
Majulah.....!!!
_______________________________
Tarutung, 03 September 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th


http://maradagv.multiply.com/journal/item/47

Aku Orang Indonesia

Aku orang Indonesia
Merah putih benderanya
Pancasila sebagai dasar Negara
Bhineka Tunggal Ika Semboyannya

Ke mana dan di manakah
Ku tetap orang Indonesia
Mempertahankan Kemerdekaan
Sampai akhir hayat hidupku...

Tujuh belas agustus tahun empat lima
Hari kemerdekaan bangsa Indonesia
Yang diproklamasikan oleh Bapak Bangsa
Dan diperjuangkan para pahlawan
Indonesia bangsa kau tetap kupuja
dan kubela dan kucinta sepanjang masa
meski harus dengan pertumpahan darah
Aku tetap Indonesia
______________________________________
Tarutung, 16 Agustus 2006
Ditulis ulang : Tarutung, 24 Juli 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

“Puisi ini adalah sebuah lagu...!”

Pengunjung

Flag Counter