Showing posts with label Puisi Percintaan. Show all posts
Showing posts with label Puisi Percintaan. Show all posts

12 October 2009

Satu untuk selamanya...

Selang satu tahun hatimu sulit ditembus
namun akhirnya bisa kuterebos dibantu olehmu
Rasa bahagia pun terasa dan berkata, Terima kasih Tuhan

Kuyakinkan diriku bahwa hatimu benar-benar untukku
tapi aku tidak tahu, akankah selamanya untukku?
Hanya bisa berharapa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa...

Kini kucoba untuk berusaha berkorban 'tuk mengasihimu setulus hati
Berusaha untuk mengerti dirimu yang jauh dari ruangku
Berusaha untuk meluangkan waktuku walau sebatas udara

Aku ingin ini hidupku jadi berarti
bukan suatu kesempatan, tapi aku tak ingin kesepian
Aku ingin menjadi bagian dari hidupmu

Tak dapat kulukiskan dengan kata-kata,
aku sangat mengasihimu, dan menjadi satu untuk selamanya
berharap, engkau pun demikian untukku

Dari dulu memang dirimu sudah tahu,
aku masih sabar menanti kehadiranmu
kehadiran yang berarti bagiku

Memang waktu dan ruang selalu membatasi kebersamaan kita
tapi bukan itu tantangan yang berat, ada yang lain
kita tidak tahu dari kapan dan bagaimana datangnya

Kita hanya bisa berharap kepada-Nya,
bersabar sampai kita mencapai kesatuan
Ya, satu untuk selamanya...

Tidak hanya janji, tapi harus terlaksana
karena aku tak bisa lagi mengharapkan yang lain
hanya dirimu yang sudah kunantikan

Suka duka kita rasakan bersama
Turun naik kita lalu bersama
demi kebersamaan yang sejati

kita berdoa, satu untuk selamanya
kita berseru, satu untuk selamanya
kita berjanji, satu untuk selamanya
__________________________________________________
NB. :
Kupersembahkan buat seseorang yang kukasihi...!!!
Tarutung, 12 Oktober 2009
Oleh : B. Marada Hutagalung

17 September 2009

Menanti Jalur Terbuka

Di kala aku berpetualang ke samudera
tatkala kumelihat sebuah pulau nan indah dan anggun
hingga aku mencoba untuk berlabuh ke dermaga
dan sebelumnya kubertanya pada orang lain :
“Apakah nama pulau itu?”

Sayang sekali, jalur berlabuh untuku masih tertutup
karena kartu tanda pengenalku masih diragukan
dikhawatirkan aku bisa membawa masalah...

Namun, tak kusangka dia bisa merubah hidupku,
dia bisa meleburkan jiwaku yang sudah lama membeku
dengan kehangatan suasana pulaunya

Meskiku masih di laut lepas
namun hari-hariku dipenuhi sukacita
seraya berkata dalam hati :
“Kemegahanmu menembus benteng jiwaku...”
“kehangatanmu menghidupkan api dalam dadaku...”
“Tanahmu memberiku kedamaian abadi...”

Memang pernah kucoba untuk melupakanmu
Tapi, harum semerbakmu masih terasa di hidungku,
Wajahmu masih selalu membayangi hari-hariku,
Namamu masih terukir dalam kepalaku...,
Akhirnya kukembali berpetualang

Waktu terus berganti dan petualanganku nyaris berhenti
Ternyata kamu masih memilih waktu untuk masa depanmu
membiarkan para saudagar untuk berbisnis demi kemegahanmu
membiarkan pulaumu dibangun dengan keindahan
membiarkan masyarakatmu bekerja setiap hari
membiarkan pantaimu diawasi dari serangan tak terduga

Memang pulaumu pernah didatangi seorang petualang
namun tak bisa bertahan lama karena pulau lain menantinya
sehingga para pemimpinmu membuat sebuah keputusan.
Keputusan yang pasti dan membuahkan hasil yang indah
agar para petualang tidak sembarang datang dan pergi
Karena petualang yang diinginkan hanya satu...!

Bukan hanya aku saja yang berpetualang ke pulaumu,
banyak petualang lain ingin berlabuh ke dermagamu
hingga para pemimpinmu sulit membuka jalur pelabuhan
Akhirnya aku hanya mengitari pulaumu.
Menunggu dan menunggu sampai jalur pelabuhan terbuka
Ah..., sampai kapan aku sanggup mengitari pulaumu?
Perbekalanku hampir habis....!!!
_____________________________________________
Tarutung, 16 Juli 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

Puisi ini Kupersembahkan untukmu seorang...!

Aku Cinta Padamu

Ku bersyukur, bisa mengenal...
Dirimu oh kasih..!
Engkau telah membuat aku
jatuh hati padamu...

Segala cara ku rencanakan
dengan mantap dan yakin
Akhirnyaku menemuimu
‘Tuk ucapkan cinta…!

Tapi ku gagal setelah bertemu,
kau buat aku tak berkutik.
Segala rencana yang t’lah kupersiapkan
Tak dapat aku perbuat...!

Lagu ini t’lah kucipta
‘tuk menghibur diriku
S’bagai tanda ‘tuk mengungkapkan
aku cinta padamu....!

Sampai kapan ku bisa ungkap :
“Aku cinta padamu...?”
___________________________________________________________
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th
Tarutung, 21 Desember 2007
Ditulis ulang di Tarutung, 24 Juli 2008

NB. : Ini adalah sebuah syair lagu yang diciptakan penulis sendiri

Lagunya dapat dilihat dan di-download di : klik http://maradagv.blogspot.com/2011/05/aku-cinta-padamu.html

Cinta Sejatiku

O Tuhan, Kau ciptakan aku...
dan Kau b’ri cinta kepadaku
Tapi ku tak tahu cintaku
Cinta yang t’lah kudamba

O Tuhan, mengapa Kau buat...
Diriku memiliki cinta
Tapi ku malah tersiksa
Oleh karena tak tahu cintaku

Akankan cinta sejatiku...
’kutemui setiba ajalku?
Mungkinkah ini terjadi...?
Atau sudah menjadi takdirku..?

O Tuhan jangan biarkanku...
tersiksa oleh karena cinta.
Tolonglah hamba-Mu ini
’tuk temui cinta sejatiku...!

Betapa indah oh Tuhan, Kau ciptakan aku...
dengan memiliki cinta yang indah Kau beri.
Tapi kumalah tersiksa..., oleh karena cinta....!
Siapa dan di manakah ’kan kutemui cinta sejatiku...?
______________________________________________________
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th
Tarutung, 16 Desember 2007
Ditulis ulang di Tarutung, 24 Juli 2008
NB. : Ini adalah sebuah syair lagu yang diciptakan penulis sendiri

Sendiri...!

Indahnya hariku bersamamu yang kita lalui di saat itu.
Tapi kini telah sirna apa yang kuharapkan...
Tinggalkan diriku sendiri.

Aku harus bersabar hadapi kenyataan ini...
Karena engkau memohon tinggalkan aku sendiri.
Semoga dirimu selalu penuh bahagai...
‘Kan kuingat selalu kenangan kita berdua.

Maafkan diriku yang membuatmu kecewa
Semoga citamu berhasil kau gapai, oh kasih.

Aku harus bersabar karena tinggalkan’ku
Sendiri...!
________________________________
Tarutung, 24 Juli 2007
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

Kupersembahkan buat mantan Kekasihku...!

Kukenang Selamanya

Wahai kasihku, dunia ini luas
Ya..., seluas pikiran dan pemahaman kita
Demikian juga cintaku padamu...

Wahai kasihku,
Tak dapat kulukiskan betapa pahitnya permohonanmu
Berargumen agar aku jauh dari sisimu
Karena kau dan aku adalah beda...

Kini aku telah menjalani permohonan itu
Terpaksa aku lakukan dengan berat hati.
Namun, aku mencoba untuk ikhlas hati...

Wahai kasihku, betapa sulitnya permohonanmu
Sehingga aku bertanya: apakah itu keinginan atau kebutuhanmu?
Apakah itu seikhlas hatimu?

Wahai kasihku,
Terima kasih atas cinta yang kuberikan kepadaku
Segala pegorbananmu telah membuat aku penuh dengan harapan
Namun apa yang hendak kukata, kamu dan aku harus berjarak
Itu karena permohonanmu...

Wahai kasihku,
Hari jadi kita akan kujadikan penghias mimpiku
Hari-hari yang kita lalui bersama akan kujadikan warna yang indah dalam hidupku
Pahit getirnya perbuatanmu akan kujadikan pengalaman dalam hidupku
Wajahmu akan kujadikan pelepas rinduku
Semuanya itu akan kukenang selamanya...!
___________________________________
Tarutung, 09 Juli 2007
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

Kupersembahkan buat mantan Kekasihku...!

Pengunjung

Flag Counter