Showing posts with label Puisi Penghiburan. Show all posts
Showing posts with label Puisi Penghiburan. Show all posts

17 September 2009

Hal Yang Paling Indah Bagiku

Hal yang paling indah bagiku…
Dapat mencintai keluargaku.

Hal yang paling indah bagiku…
Dapat mencintai kekasih yang cinta aku atau tidak.

Hal yang paling indah bagiku…
Dapat mencintai teman dan sahabatku.

Hal yang paling indah bagiku…
Dapat mencintai orang yang memusuhiku.


Hal yang paling indah bagiku…
Dapat mencintai orang yang tak kukenal sama sekali.

Hal yang paling indah bagiku…
Dapat mencintai lingkungan sekitarku, dan lainnya.

Hal yang paling indah bagiku, lebih dari segalanya…
Dapat mencintai Yang Maha Kuasa.

Jadi, hal yang paling indah bagiku…
Dapat mencintai dan menjadi cinta bagi semua.

Sekali lagi, hal yang paling indah bagiku…
Juga dalam hidupku, prinsipku adalah bercinta…!
______________________________
Tarutung, Mei 01st 2006
By : B. Marada Hutagalung, S.Th
Rewritten: Tarutung, July 17th 2007

Selamat Jalan Kekasihku…!

Kenangan indah telah kita lalui bersama
Sampai tak terlupakan, sampai sekarang
Sayang sekali engkau harus pergi…
Tinggal nama dan aku…

Awalnya aku tak rela engkau pergi
Tapi, takdir tak bisa kita lawan…
Engkau harus pergi…

Engkau tinggalkan aku bukan karena tak sayang
Engkau menjauh dariku bukan karena benci
Tapi waktumu telah ditentukan harus pergi
Dariku…, juga dari semua yang engkau cintai

Kepergianmu terpaksa harus kurelakan…
Ah…! Diriku terasa terpukul oleh kepergianmu
Tanpa ada kata perpisahan…
Cintamu putus di tengah jalan…
Tak bisa kusesali, sebab bukan salahmu

Waktu tak bisa kembali,
Sebab tak dapat semua menduga…
Kamu tiba-tiba pergi ke tempat lain

Kenang tetap kuingat,
Tapi tak mungkin lagi kumencintaimu
Aku hanya bisa berkata,
semoga kau diterima oleh-Nya…!

Jangan khawatir sayangku,
Suatu saat nanti pasti kita bertemu di sana…
Dan sebagai kata perpisahanku:
Selamat Jalan Kekasihku…!
______________________________
Tarutung, Mei 01st 2006
By : B. Marada Hutagalung, S.Th
Rewritten: Tarutung, Meil 17th 2007


NB.: Puisi ini cocok untuk kepada anda yang telah ditinggalkan oleh kekasih, atau cocok bagi orang yang kekasihnya meninggal dunia.

Melawan Emosi Yang Tak Berarti

Aku menangis…
Karena perasaanku tertekan jiwa yang menjauh
Aku tidak tahu apa memang insan itu berbuat demikian
Aku menangis demi kepuasan hati

Aku marah…
Karena jiwaku tak menemukan berita dari yang jauh
Aku marah padanya, pada yang lain, bahkan pada diriku
Aku marah demi kekesalan hati

Akhirnya, aku tertawa…
Karena diriku ternyata bodoh dan tolol
Aku sadar, semua itu tidak ada arti
Sekalipun aku tertekan, dan kesal,
Kembali, aku tertawa demi kebahagiaan hati…!
_______________________________
Tarutung, April 25th 2006
By : B. Marada Hutagalung, S.Th
Rewritten: Tarutung, April 17th 2007

Tersenyumlah, Hai Diriku

Hai pikiranku, mengapa engkau gundah gulana?
Janganlah kiranya terlalu memikirkan masalah hati
Berpikirlah untuk masa depan yang cerah
Hai pikiranku, tersenyumlah…

Hai hatiku, mengapa engkau resah dan gelisah?
Janganlah kiranya terlalu memaksakan perasaan
Bersabarlah untuk waktu yang akan datang
Hai hatiku, tersenyumlah selalu…

Hai jiwaku, mengapa engkau ragu dan bimbang?
Janganlah kiranya terlalu menganggap itu masalah berat
Tentikan pilihanmu untuk kehidupan nanti
Hai jiwaku, tersenyumlah selamanya…

Hai diriku: pikiranku, hatiku, jiwaku
Tersenyumlah dengan sukacita
Anggap semua itu sebagai permulaan
Anggap semua itu sebagai bunga-bunga kehidupan.
Tersenyumlah, hai diriku…!
___________________________________________
Tarutung, April 24th 2006
By : B. Marada Hutagalung, S.Th
Rewritten: Tarutung, April 25th 2006
Revised/second rewritten: Tarutung, July 17th 2007

Pengunjung

Flag Counter