Showing posts with label Puisi Penghiburan. Show all posts
Showing posts with label Puisi Penghiburan. Show all posts

14 June 2012

Janganlah Hanya Menunggu


Haruslah ada harapan,
berkhusyuk dengan doa.
Haruslah ada kesabaran.

Buktikan dengan tindakan,
jalankan dengan pengorbanan.
Jangan takut dan menyerah.

Bila ingin menang, siaplah kalah!
Jangan paksakan untuk berhasil.
Tenangkan jiwa untuk hari yang indah.

Di awal boleh menunggu,
di kemudian majulah.
Jalankanlah komitmen.

Jangan menunggu,
bergeraklah ke tujuan,
Satukan jiwa dan raga.

Jangan tunggu semakin jauh,
mendekatlah ke arah itu,
tangkaplah mimpi itu.

Jangan tunggu menghilang,
sesal tak ada guna,
menangis sia-sia.

Sasaran tak berhasil,
yang lain masih ada,
mungkin lebih indah.

Janganlah hanya menunggu,
bertindak, bertindak dan bertindaklah.
Cari, cari dan carilah!
_____________________________________
Tarutung,  14 Juni 2012
Oleh : B. Marada Hutagalung

08 June 2012

Bolehkah Aku Rindu?

Bolehkah aku rindu?
Adalah sebuah kalimat yang terbersit di benakku,
yang selalu berdengung di telinga hatiku.

Bolehkah aku rindu?
Aku tidak tahu, tapi orang-orang bila boleh!
Tetapi salahkah merindukan orang yang tak kuketahui apakah merindukanku,
atau sama sekali tak merindukanku.

Bolehkah aku rindu?
Hanyalah sebuah pertanyaan yang membingungkan,
dan sulit untuk digambarkan.

Bolehkah aku rindu?
Yang bisa kulalukan haruslah tetap menjalankan asa,
melakukan tindakan yang berguna bagi semua orang.

Bolehkah aku rindu?
Pertanyaan yang selalu merasuk jiwa dan raga
dan selalu begitu, tetapi haruslah bersukacita.
__________________________________________________
Tarutung, 08 Juni 2012
Oleh : B. Marada Hutagalung

Sabarlah Wahai Kumbang

Harum semerbak sang bunga menggugah jiwa sang kumbang,
hanyalah sebuah harapan bagi sang kumbang bisa hinggapi di bunga,
karena sang kupu-kupu dan lebah telah ada di sana!

Buat apa memilih kumbang bila ada kupu-kupu atau lebah,
karena kumbang tak memiliki apa-apa,
namun kupu-kupu memiliki keindahan nan pesona,
namun lebah memiliki madu nan manis!

Sabarlah di kau wahai kumbang,
masih ada waktu yang akan datang,
dan masih ada keindahan yang akan datang!
Sabarlah wahai kumbang!
__________________________________________
Tarutung, 08 Juni 2012
Oleh B. Marada Hutagalung

13 May 2012

Menjadi Terbaik

Bila kau terjatuh jangan frustasi
Bila gagal lagi jangan menyerah
Tetaplah berjuang menjadi terbaik

Semua indah pada waktunya
Semua ada waktunya
Janganlah berhenti
Berjuanglah menjadi terbaik

Bila kehilangan jangan menangis
Bila kau ditinggal jangan kecewa
Tetaplah semangat jalani hidupmu

Semua indah pada waktunya
Semua ada waktunya
Janganlah berhenti
Berjuanglah menjadi terbaik

Bila tak berhasil sukacitalah
Bila dikalahkan tetap bersyukur
Himpun kekuatan 'tuk jadi terbaik

Semua indah pada waktunya
Semua ada waktunya
Janganlah berhenti
Berjuanglah menjadi terbaik

Semua indah pada waktunya
Semua ada waktunya
Janganlah berhenti
Berjuanglah menjadi terbaik

Janganlah kau lupa kepada Tuhan
kar'na Dia s'lalu jadi Penolong
Tuhan akan ada untukmu...
menjadi terbaik...!
______________________
Tarutung, 13 Mei 2012 
Oleh : B. Marada Hutagalung

Catatan :
Puisi ini adalah sebuah lagu, klik http://maradagv.blogspot.com/2012/05/menjadi-terbaik-video-dan-mp3.html

17 September 2009

Jadilah Cinta...

Indahnya dunia ini bukanlah milik kita bersama
Dunia ini hanyalah tempat sementara bagi kita
Tempat kita ada pada lokasi-Nya
Kendati demikian, nikmatilah dunia ini
Tetapi janganlah menjadi dunia
Biarlah dunia menjadi kita

Indahnya hari ini bukanlah milik kita
Hari ini hanyalah waktu sementara bagi kita
Waktu untuk kita telah ditentukan-Nya
Kendati demikian, nikmatilah hari ini
Tetapi janganlah menjadi budak pada hari ini
Biarlah hari ini menjadi waktu bagi kita.

Indahnya Cinta bukanlah milik kita
Cinta tidaklah sementara bagi kita
Cinta adalah milik-Nya
Kendati demikian, nikmatilah cinta
Tetapi janganlah biarkan cinta hilang dari hati kita
Biarlah cinta menjadi bagian dari hidup kita

Indahnya hidup ini bukanlah sekedar hidup
Hidup memang hanyalah sementara bagi kita
Habisnya hidup ini ada pada ketetapan-Nya
Kendati demikian, nikmatilah hidup ini
Jadilah cinta bagi semua makhluk,
bagi lingkungan sekitarnya...
Jadilah cinta...
_______________________
 B. Marada Hutagalung, S.Th,-
Tarutung, 13 Pebruari 2007

Terima Kasih Ibu

Ibu, hari ini aku berkarya,
Tersenyumlah...! Sebab engkau jarang tersenyum...
Ibu, hari ini aku berbicara,
Tentang engkau yang telah mendewasakan aku.

Ibu...,
Sejenak aku merenung dan terbayang akan kasih sayangmu
Sejak aku masih kecil, engkau merawat aku dengan penuh kasih sayang
Di saat aku sedang bertumbuh, dan berusaha untuk tahu segalanya
Saat itu aku sering berontak akan nasehat-nasehat dan perintah-perintahmu
Sehingga engkau marah dan membentakku, dan tak segan memukul
Tak kusadari itu karena kasih sayangmu padaku.

Kini aku telah melewati batas itu
Dan bertumbuh dewasa meski berbeda dengan yang ibu harapkan,
Karena benih pemberontakan masih melekat dalam diriku
Oh..., betapa kejamnya aku!

Ibu..., cintamu begitu mulia padaku
Sekalipun engkau tiada dana dan daya.
Tetapi engkau tetap berusaha memberiku kehidupan...
Sekalipun engkau lemah dan menderita,
Tetapi engkau tetap berusaha memberiku yang terindah...
Dan sekalipun engkau dalam marabahaya,
Tetapi engkau berusaha lebih dulu menjagaku.

Tak dapat kulukiskan betapa besarnya pengorbananmu,
Engkau bagaikan lilin kecil yang menerangi ruang hidupkku yang gelap
Meski kecil tetapi cahayamu dapat menjadi pelita bagiku
Alangkah bodohnya aku, tak tahu berbalas budi dan tak perduli
Ibu..., di saat engkau berbicara kepada Yang Maha Kuasa
Engkau tak pernah lupa untuk memohon kepada-Nya agar aku didampingi-Nya
Ibu..., di saat engkau berada di tanah sebrang yang jauh...
Engkau selalu ingat akan diriku.
Ibu..., tanpa engkau... mungkin aku akan menderita.

Ibu, aku tidak tahu apakah ada kesempatan lain,
Tapi, inilah kesempatanku untuk berkarya.
Ibu, aku tahu diriku telah menyakitimu
Tapi inilah kesempatanku untuk bermohon: Ampunilah aku...!
Ibu, engkau jarang tersenyum untukku,
Tapi inilah kesempatanku untuk berkata: tersenyumlah untukku...!
Ibu, pengorbananmu tak dapat ditukarkan dengan materi
Tapi, di hari kebesaranmu ini kankulukiskan dalam hati dengan persembahan sebuah karya;
Dan di hari kebesaranmu ini aku berkesempatan untuk mengucapkan:
Terima Kasih Ibu...!
___________________________________
Tarutung, 19 Desember 2006
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

Dibacakan pada Hari Ibu yang ke-78 Tahun di Gedung Nasional Tarutung

Pengunjung

Flag Counter