Showing posts with label PUISI. Show all posts
Showing posts with label PUISI. Show all posts

28 January 2010

Ada Apa Denganmu?

Ada apa denganmu? Itulah yang adalam pikiranku
Ada apa denganmu? Aku tak tahu sama sekali
Ada apa denganmu? Tolong jelaskan kepadaku
Ada apa denganmu? Jangan buat aku bingung

Hanya setitik kata yang kau beri padaku
-------di saat kau mendapat masalah,
-------dan berkata : “Jangan ingat aku lagi!”
-------serta berkata : “Lupakanlah aku!”
Namun, itu tak dapat memuaskan aku

Ada apa denganmu? Pasti ada pengaruh yang lain
Apa apa denganmu? Cobalah buat alasan yang tepat
Ada apa denganmu? Katakanlah sejujurnya
Ada apa denganmu? Masih terngiang di otak
Ada apa denganmu?
______________________
Tarutung, 28 Januari 2010
Oleh : B. Marada Hutagalung


http://maradagv.blogpsot.com/
http://maradahutagalung.blogspot.com/
http://maradagv.multiply.com/
http://maradagv.wordpress.com/
http://facebook.com/maradagv
http://friendster.com/maradagv107
http://twitter.com/maradagv

Harapan Indah Sang Kumbang



Harapan Indah Sang Kumbang

Sudah sekian lama sang kumbang gagal terus
Ke seluruh penjuru angin ia pergi untuk menemui impiannya
Dan akhirnya ia jumpa dengan yang ia harapkan
Namun keberuntungan tak berpihak kepadanya

Sang kumbang mengharapkan sang bunga,
Tapi sang bunga berpihak ke yang lain
Meski seperti itu, dia berusaha dan hasilnya selalu gagal

Kasihan sekali sang kumbang,
Dia hanya bisa diam seribu bahasa melihat sang bunga
-------yang ternyata mengharapkan kedatangan sang kupu-kupu

Sang kumbang hanya bisa bersedih,
-------ketika sang kupu-kupu yang akhirnya datang menghinggapi sang bunga
Sang kumbang sadar bahwa dirinya tidak seperti sang kupu
-------yang mempunyai daya tarik tersendiri
Sang kumbang meninggalkan mereka berdua

Terbang dan terbang sejauhnya,
-------karena kumbang tak kuasa menahan sedih
Akhirnya ia tersenyum bahwa ia yakin akan menembus harapan

Kebahagiaan pun mendatangi sang kumbang dan sang bunga
Suka dan duka pun mereka lalui bersama sampai akhir hidup mereka

___________________________
Tarutung, 28 Januari 2010
Oleh : B. Marada Hutagalung

http://maradagv.blogpsot.com/
http://maradahutagalung.blogspot.com/
http://maradagv.multiply.com/
http://maradagv.wordpress.com/
http://facebook.com/maradagv
http://friendster.com/maradagv107
http://twitter.com/maradagv

12 October 2009

Satu untuk selamanya...

Selang satu tahun hatimu sulit ditembus
namun akhirnya bisa kuterebos dibantu olehmu
Rasa bahagia pun terasa dan berkata, Terima kasih Tuhan

Kuyakinkan diriku bahwa hatimu benar-benar untukku
tapi aku tidak tahu, akankah selamanya untukku?
Hanya bisa berharapa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa...

Kini kucoba untuk berusaha berkorban 'tuk mengasihimu setulus hati
Berusaha untuk mengerti dirimu yang jauh dari ruangku
Berusaha untuk meluangkan waktuku walau sebatas udara

Aku ingin ini hidupku jadi berarti
bukan suatu kesempatan, tapi aku tak ingin kesepian
Aku ingin menjadi bagian dari hidupmu

Tak dapat kulukiskan dengan kata-kata,
aku sangat mengasihimu, dan menjadi satu untuk selamanya
berharap, engkau pun demikian untukku

Dari dulu memang dirimu sudah tahu,
aku masih sabar menanti kehadiranmu
kehadiran yang berarti bagiku

Memang waktu dan ruang selalu membatasi kebersamaan kita
tapi bukan itu tantangan yang berat, ada yang lain
kita tidak tahu dari kapan dan bagaimana datangnya

Kita hanya bisa berharap kepada-Nya,
bersabar sampai kita mencapai kesatuan
Ya, satu untuk selamanya...

Tidak hanya janji, tapi harus terlaksana
karena aku tak bisa lagi mengharapkan yang lain
hanya dirimu yang sudah kunantikan

Suka duka kita rasakan bersama
Turun naik kita lalu bersama
demi kebersamaan yang sejati

kita berdoa, satu untuk selamanya
kita berseru, satu untuk selamanya
kita berjanji, satu untuk selamanya
__________________________________________________
NB. :
Kupersembahkan buat seseorang yang kukasihi...!!!
Tarutung, 12 Oktober 2009
Oleh : B. Marada Hutagalung

17 September 2009

Wahai Malaysia, biarkanlah Indonesia Tenang!





Wahai Malaysia…!
Engkau tau bahwa kami adalah bangsa yang berdaulat
Tapi mengapa hidup kami selalu Engkau ganggu!
Apa salah kami…?

Wahai Malaysia…!
Tidakkah engkau ingat bahwa kami penah mengirim guru ke tempatmu?
Tidakkah engkau sadar bahwa dirimu pernah memakai bahasa Indonesia?
Tidakkah engkau tahu bahwa ragam budaya dan sukumu hanya sedikit dibandingkan kami?

Wahai Malaysia…!
Apakah kami pernah berbuat kesalahan kepadamu?
Bila pernah, kami akan memperbaikinya…!
Tolong katakanlah kepada kami…!

Wahai Malaysia…!
Indonesia bukan Negara Kesultanan, tapi Republik
Yang memiliki ragam agama, suku, budaya, dan lain sebagainya!
Kuharap engkau mengerti…!

Wahai Malaysia…!
Kami bukan bangsa yang suka berperang…
Kami adalah bangsa yang suka berdamai
Kami juga bangsa yang masih engkau butuhkan..!

Wahai Malaysia…!
Kita adalah tetangga, tapi mengapa engkau mengganggu hidup kami?
Kita tidak bisa hidup sendiri tanpa bergandengan tangan…!
Kita harus saling berdampingan...!

Wahai Malaysia…!
Aku memohon bukan karena Indonesia lemah,
Aku memohon bukan karena Indonesia bodoh,
Tapi karena ingin ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan...!

Wahai Malaysia…!
Memang kita memiliki kesamaan, tetapi tidak semuanya...!
Perhatikan saja budaya aslimu adalah melayu,
Hanya itu yang sama persis, yang lain tidak...!

Wahai Malaysia…!
Kenapa rakyat kami tidak pernah tenang hidup di tempatmu?
Tapi rakyat hidup tenang di tempat kami...!
Bahkan dipulangkan ke tempatmu, meski ilegal...!

Wahai Malaysia…!
Wilayah kami memang luas, tapi engkau anggap milikmu
Wilayah kami memiliki keanekaragaman hayati, tapi engkau renggut
Apakah engkau merasa tidak puas dengan yang engkau miliki...?

Wahai Malaysia...!
Hidup Indonesia dan Malaysia...!
Marilah kita saling menjaga diri
Marilah kita saling memaafkan...!

Wahai Malaysia…!
Kumohon dengan sangat...
Biarkanlah kami memiliki budaya dan wilayah kami...!
Bersyukurlah dengan apa yang engkau miliki...!

Wahai Malaysia…!
Kumohon dengan sangat...
Sekali lagi, kumohon dengan sangat...
Biarkanlah Indonesia tenang...!!!
______________________________
Tarutung, Indonesia, 26 Agustus 2009
Oleh : B. Marada Hutagalung


http://maradagv.multiply.com
http://maradagv.wordpress.com
http://maradahtgalung.blogspot.com

Menggapai Cita-Cinta

Hidup ini adalah indah bila kubisa nikmati
Namun aku yang hijau masih merasa kekurangan
Hanya karena keinginan belaka yang tak dapat kugenggam

Ah, Tuhan itu tidak adil…!
Kenapa aku harus memikul derita ini…?
Aku hanya merenggut angin…!

Ah, ternyata aku hanya mendapatkan mimpi buruk
Tak satu pun insan yang bisa membantuku
Kepada siapa lagi aku harus memohon?

Aku hanya sekelumit tumbuhan yang masih berdaun hijau
Yang selalu didatangi berbagai macam hama...
Yang selalu diterpa cuaca yang tak menentu
Aku mimpikan air datang namun kemarau yang menemuiku
Aku mimpikan cahaya menyinariku namun kegelapan yang menghampiriku

Tatkala aku mengidamkan air dan cahaya...
Namun, daun yang lain lebih lebar dan lebat
Hinggaku tertutupi olehnya
Cara lain kulakukan, dengan akar aku berusaha meresap air
Namun, akar yang lain lebih besar dan banyak,
Hinggaku terdesak oleh akarnya

Tidak, tidak, tidak....!
Aku tak boleh menyerah....!
Sekalipun aku hanya tumbuhan kecil
Aku harus bertahan....
walauku hanya mendapatkan setetes air
walauku hanya sedikit berkas cahaya yang kudapat

Tuhan, mampukanlah aku menikmati hidup ini
mampukanlah aku memikul penderitaan ini...
Tuhan, aku yakin Engkau hadir dalam hidupku
Menemaniku untuk bertumbuh dan berkembangkan

Tuhan, aku butuh air....!
Tuhan, aku butuh cahaya...!
Hanya itu yang kuimpikan......
___________________________
Tarutung, 10 Oktober 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th


http://maradagv.multiply.com

Taruna Siaga Bencana

(TAGANA)


Indonesiaku yang tercinta, aku menangis
Indonesiaku yang selalu menderita...
Indonesiaku yang selalu tertimpa...
Oh Indonesiaku....

Kini aku dengan cinta akan memikul penderitaanmu...
Kini aku dengan semangat mencegahmu dari tertimpa...
Kini aku dengan segenap jiwa dan raga akan membahagiakanmu

Wahai negeriku....
Bersama Tagana, aku akan selalu mencurahkan cinta untukmu
Bersama Tagana, aku akan selalu memelukmu dari penderitaan
Apapun yang terjadi, aku adalah untukmu selamanya...

Aku....
Adalah insan Tagana yang akan selalu bertaqwa pada Tuhan
Adalah insan Tagana yang akan selalu menjalankan amanah
Adalah insan Tagana yang akan melawan berbagai badai....

Dengan sukacita,
aku rela menderita untukmu
Dengan doa dan tindakan,
‘kan ‘kulakukan yang terbaik untukmu

Oh Indonesiaku, negeriku
Aku adalah untukmu...
Aku adalah hidupmu...
Tak akan kubiarkan engkau menangis...

Aku, dengan jiwa Tagana....
Siaga selalu untuk mencabut penderitaanmu
Siaga selalu memberikan yang terbaik untukmu....

Wahai jiwaku, insan Tagana...
Majulah.....!!!
_______________________________
Tarutung, 03 September 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th


http://maradagv.multiply.com/journal/item/47

Selamat Pagi Mentari

Tak pelak aku bangun karena suara ayam jantan
Kubuka jendela kamarku terasa nian cahayanya
Ku sadar aku sudah terlambat bangun

Akhirnya aku keluar sebentar tanpa membasuh diri
Sejenak aku bergumam kagum :
“Oh, alangkah indahnya dirimu mentari”
“Engkau telah membawaku ke kehidupan baru”

Ah, andai aku bisa menjamahmu hidupku akan terasa bahagia
Sayang, memang sudah begitu hidupmu dibuat-Nya
Aku di sini, engkau di sana
Tapi, engkau jauh tetap bisa kurasakan kehadiranmu

Alangkah mulianya perbuatanmu terhadap sesamaku,
tak pernah menuntut balas, selalu memberi kehidupan
Aku ingin seperti mu, mentari...!

Aku sering kesepian, tapi cahayamu selalu menemaniku
Tapi tak satu pun makhluk yang bisa menemuimu
Ataupun menaklukkanmu...

Mentari, terima kasih...
Aku akan menjalankan hidup baruku...
Besok kita masih bersua,
Aku ucapkan, selamat pagi mentari....
___________________________
Tarutung, 13 Agustus 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

Selamat Malam Bintang Jauh

Sejenak aku ke luar ke halaman rumah,
aku duduk di teras seraya memandang ke atas langit.
Oh, sungguh alangkah indahnya bintang yang satu itu,
Lebih terang dari pada yang lain

Oh bintang...
Engkau telah menerangi jiwaku yang gelap
dengan sinarmu, engkau tersenyum padaku
membuat hatiku semakin terpana.

Kuingin memilikimu,
Tapi sayang, kau tak bisa kuraih.
Bila kupandang, engkau begitu dekat...,
tapi, bila kudekati dan kusentuh...,
engkau begitu jauh...!

Aku memang tak bisa terbang...
Tapi, bila pun burung ahli dalam terbang...
tetap jua tak bisa mendekatimu.
Malang melintang memang nasibku,
Ternyata sang meteor dan kometlah yang menjadi sainganku.

Sayang, aku hanya bisa memandang.
Akhirnya aku kembali ke rumah,
karena tak tahan dengan cuaca dingin dan
juga banyak nyamuk...!
Hai bintang, aku mau tidur...!
Selamat malam bintang jauh...!
___________________________
Tarutung, 23 Juli 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

Menanti Jalur Terbuka

Di kala aku berpetualang ke samudera
tatkala kumelihat sebuah pulau nan indah dan anggun
hingga aku mencoba untuk berlabuh ke dermaga
dan sebelumnya kubertanya pada orang lain :
“Apakah nama pulau itu?”

Sayang sekali, jalur berlabuh untuku masih tertutup
karena kartu tanda pengenalku masih diragukan
dikhawatirkan aku bisa membawa masalah...

Namun, tak kusangka dia bisa merubah hidupku,
dia bisa meleburkan jiwaku yang sudah lama membeku
dengan kehangatan suasana pulaunya

Meskiku masih di laut lepas
namun hari-hariku dipenuhi sukacita
seraya berkata dalam hati :
“Kemegahanmu menembus benteng jiwaku...”
“kehangatanmu menghidupkan api dalam dadaku...”
“Tanahmu memberiku kedamaian abadi...”

Memang pernah kucoba untuk melupakanmu
Tapi, harum semerbakmu masih terasa di hidungku,
Wajahmu masih selalu membayangi hari-hariku,
Namamu masih terukir dalam kepalaku...,
Akhirnya kukembali berpetualang

Waktu terus berganti dan petualanganku nyaris berhenti
Ternyata kamu masih memilih waktu untuk masa depanmu
membiarkan para saudagar untuk berbisnis demi kemegahanmu
membiarkan pulaumu dibangun dengan keindahan
membiarkan masyarakatmu bekerja setiap hari
membiarkan pantaimu diawasi dari serangan tak terduga

Memang pulaumu pernah didatangi seorang petualang
namun tak bisa bertahan lama karena pulau lain menantinya
sehingga para pemimpinmu membuat sebuah keputusan.
Keputusan yang pasti dan membuahkan hasil yang indah
agar para petualang tidak sembarang datang dan pergi
Karena petualang yang diinginkan hanya satu...!

Bukan hanya aku saja yang berpetualang ke pulaumu,
banyak petualang lain ingin berlabuh ke dermagamu
hingga para pemimpinmu sulit membuka jalur pelabuhan
Akhirnya aku hanya mengitari pulaumu.
Menunggu dan menunggu sampai jalur pelabuhan terbuka
Ah..., sampai kapan aku sanggup mengitari pulaumu?
Perbekalanku hampir habis....!!!
_____________________________________________
Tarutung, 16 Juli 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

Puisi ini Kupersembahkan untukmu seorang...!

Aku Cinta Padamu

Ku bersyukur, bisa mengenal...
Dirimu oh kasih..!
Engkau telah membuat aku
jatuh hati padamu...

Segala cara ku rencanakan
dengan mantap dan yakin
Akhirnyaku menemuimu
‘Tuk ucapkan cinta…!

Tapi ku gagal setelah bertemu,
kau buat aku tak berkutik.
Segala rencana yang t’lah kupersiapkan
Tak dapat aku perbuat...!

Lagu ini t’lah kucipta
‘tuk menghibur diriku
S’bagai tanda ‘tuk mengungkapkan
aku cinta padamu....!

Sampai kapan ku bisa ungkap :
“Aku cinta padamu...?”
___________________________________________________________
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th
Tarutung, 21 Desember 2007
Ditulis ulang di Tarutung, 24 Juli 2008

NB. : Ini adalah sebuah syair lagu yang diciptakan penulis sendiri

Lagunya dapat dilihat dan di-download di : klik http://maradagv.blogspot.com/2011/05/aku-cinta-padamu.html

Cinta Sejatiku

O Tuhan, Kau ciptakan aku...
dan Kau b’ri cinta kepadaku
Tapi ku tak tahu cintaku
Cinta yang t’lah kudamba

O Tuhan, mengapa Kau buat...
Diriku memiliki cinta
Tapi ku malah tersiksa
Oleh karena tak tahu cintaku

Akankan cinta sejatiku...
’kutemui setiba ajalku?
Mungkinkah ini terjadi...?
Atau sudah menjadi takdirku..?

O Tuhan jangan biarkanku...
tersiksa oleh karena cinta.
Tolonglah hamba-Mu ini
’tuk temui cinta sejatiku...!

Betapa indah oh Tuhan, Kau ciptakan aku...
dengan memiliki cinta yang indah Kau beri.
Tapi kumalah tersiksa..., oleh karena cinta....!
Siapa dan di manakah ’kan kutemui cinta sejatiku...?
______________________________________________________
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th
Tarutung, 16 Desember 2007
Ditulis ulang di Tarutung, 24 Juli 2008
NB. : Ini adalah sebuah syair lagu yang diciptakan penulis sendiri

Dang Adong Alai Adong





























__________________________________________________

Tulisan Latin :

DANG ADONG ALAI ADONG

Tung mansai asing do nuaeng panghilalanhu.
Dang adong alai adong...!

Molo huida, dang adong...
Molo huhilala.., alai adong.
Aha do i...?

Molo hulului, sai lam dao...
Molo hupadao, alai sai hira najonok...
Aha do i...?

Molo hujama dang huhilala..
Alai molo dang hujama gabe au do dijama.
Aha do i...?

Molo dang adong boasa sai adong di pinghiranku.
Molo dao boasa sai jonok tu rohanghu.
Molo dang hilala hujama boasa sai dijama.
Molo na marrupa do, aha do i...?
Molo jolma do, ise do i...?
__________________________
Binahen : B. Marada Hutagalung
Di Tarutung, 22 Nopember 2007


__________________________________________________

Terjemahan Indonesia :

TIDAK ADA TETAPI ADA

Hatiku sekarang sangat merasa asing
Tidak ada tetapi ada...!

Bila kulihat, tidak ada...
Bila kurasakan ada...
Apakah itu...?

Bila kucari, malah bertambah jauh.
Bila aku jauh, malah seperti mendekat padaku. Apakah itu...?

Bila kuraba, tidak kurasakan...
Bila tidak kuraba, malah aku yang disentuh...
Apakah itu...?

Bila tak ada mengapa harus ada dalam perasaanku?
Bila jauh, mengapa harus dekat di hatiku?
Bila tak kurasakan kuraba, mengapa hatiku disentuh...?
Bila berwujud, apakah itu...?
Bila insan, siapakah dia...?
__________________________
Binahen : B. Marada Hutagalung
Di Tarutung, 22 Nopember 2007

Puisi ini mirip dengan Puisi : TAK ADA TAPI ADA - Versi 1 (Keyakinan), karena memang terinspirasi dari puisi tersebut.

Error Processor

Hidup ini penuh lika-liku,
Sekali pun begitu tetapi saling berkaitan.
Namun saat ini segala aktivitas user sudah uncompatible dengan alam
Bahkan link tidak lagi dipergunakan dengan baik antar sesama user
Semuanya lebih meng-update kehidupannya sendiri
Tanpa memperhatikan sekitarnya

Kenapa ini terjadi?
Ini akibat godaan virus, sang perusak
Tidak peduli siapa saja user yang diserangnya
Bahkan para user ikut menjadi bagian dari virus
Tak ayal,  system pun error...!

Processing berjalan tanpa halangan,
Namun link dengan yang lain jadi Error
Tapi user tidak memperdulikan itu
Yang penting bisa menjadi multi-user,
Mencoba menguasai, merubah semua  system yang ada.

Apakah memory error? Tidak...!
Memory user tidak error, tetapi dikuasai virus
Mengingat ini, user harus perlu men-scan  system,
Me-registry kembali segala sistem yang error dan
Memory hanya butuh waktu di-defragment

Sangat disayangkan, user tidak memperhatikan virus, worm, trojan, dan spyware
Virus telah melahirkan system-system aturan main sendiri
Worm telah mengubah pola pikir baru terhadap system yang sebenarnya
Trojan dan Spyware bekerjasama mengubah system perangkat yang ada
Jadi, tak dapat dihindari lagi...user tidak berfungsi

Sadarlah wahai user...masih ada waktu untuk berubah...!
Jangan sampai error processor membuatmu jadi ‘hang’...!
Masih ada kesempatan untuk meng- install ulang...!
Ubahlah pola system yang telah terinfeksi itu...!
___________________________
Tarutung, 13 & 28 Agustus 2007
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

Peristiwa Tak Terduga

(nyaris membunuh anak saat mengabdi kepada Negara)

Tugas adalah tanggung jawab yang wajib kulakukan...
Tapi, siapa yang tahu apa yang akan terjadi nantinya,
Di saat kita semua menjalankan tugas demi negara,
Tantangan, halangan, ancaman, dan hambatan pasti datang...!
Kedatangannya pun tak dapat diduga...! Siapapun dia...!
Kecuali Yang Di Atas...!

Aku sendiri tak bisa membaca kejadian yang akan terjadi...
Aku hanya berharap semoga aku bisa jalankan tugasku dengan baik
Ternyata, tugasku terhenti di tengah jalan karena aku mendapat masalah
Aku nyaris membunuh anak, nyaris mencabut nyawanya...
Ia terbaring setelah dihantam oleh sepeda motor yang kupinjam...
Aku terkejut...!

Oh...Tuhan, kenapa hal ini terjadi?
Aku diberi kata-kata yang tidak mengenakkan di sekitar kejadian...
Aku pasrah, tugasku kuhentikan demi nyawa anak...
Aku pasrah, aku mohon kepada orang tuanya...

Aku tak bisa menyalahkan dia, karena dia tidak tahu apa-apa.
Aku sendiri bingung, di mana kesalahanku saat menjalankan tugas...
Aku sendiri bingung, apakah aku sengaja atau tidak...
Tapi aku berterima kasih kepada orang-orang yang mengerti aku
Terlebih kepada-Mu, Tuhan...!

Inilah peristiwa yang belum pernah terjadi dalam hidupku
Peristiwa ini membuat aku panik, nyaris tak tahu berbuat apa-apa!
Tapi untunglah Tuhan mau mengerti aku...
Nyawanya tidak hilang, dan raganya tidak sekarat...

Aku mohon Tuhan, tuntun aku dalam hidupku sehari-hari...
Tuntun aku dalam melaksanakan tugasku...
Aku mohon Tuhan, jangan kembalikan aku ke masalah ini lagi.
Tapi, jika memang itu terjadi lagi, mampukan aku hadapi semua itu.
Namun harapanku, yang berlalu biarlah berlalu
Dan berikutnya tak terulang lagi...!
______________________________________
Tarutung, 24 Juli 2007
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

Terinspirasi di saat Penulis mendapat masalah di Terminal Madya Tarutung, 24 Juli 2007.-

Sendiri...!

Indahnya hariku bersamamu yang kita lalui di saat itu.
Tapi kini telah sirna apa yang kuharapkan...
Tinggalkan diriku sendiri.

Aku harus bersabar hadapi kenyataan ini...
Karena engkau memohon tinggalkan aku sendiri.
Semoga dirimu selalu penuh bahagai...
‘Kan kuingat selalu kenangan kita berdua.

Maafkan diriku yang membuatmu kecewa
Semoga citamu berhasil kau gapai, oh kasih.

Aku harus bersabar karena tinggalkan’ku
Sendiri...!
________________________________
Tarutung, 24 Juli 2007
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

Kupersembahkan buat mantan Kekasihku...!

Kukenang Selamanya

Wahai kasihku, dunia ini luas
Ya..., seluas pikiran dan pemahaman kita
Demikian juga cintaku padamu...

Wahai kasihku,
Tak dapat kulukiskan betapa pahitnya permohonanmu
Berargumen agar aku jauh dari sisimu
Karena kau dan aku adalah beda...

Kini aku telah menjalani permohonan itu
Terpaksa aku lakukan dengan berat hati.
Namun, aku mencoba untuk ikhlas hati...

Wahai kasihku, betapa sulitnya permohonanmu
Sehingga aku bertanya: apakah itu keinginan atau kebutuhanmu?
Apakah itu seikhlas hatimu?

Wahai kasihku,
Terima kasih atas cinta yang kuberikan kepadaku
Segala pegorbananmu telah membuat aku penuh dengan harapan
Namun apa yang hendak kukata, kamu dan aku harus berjarak
Itu karena permohonanmu...

Wahai kasihku,
Hari jadi kita akan kujadikan penghias mimpiku
Hari-hari yang kita lalui bersama akan kujadikan warna yang indah dalam hidupku
Pahit getirnya perbuatanmu akan kujadikan pengalaman dalam hidupku
Wajahmu akan kujadikan pelepas rinduku
Semuanya itu akan kukenang selamanya...!
___________________________________
Tarutung, 09 Juli 2007
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

Kupersembahkan buat mantan Kekasihku...!

Kau...

Kau... yang terindah
dalam hidupku... sepanjang masa.
Kau... yang termulia
dalam hidupku, Tuhan.

Kau... yang teragung
di jagat raya... sepanjang masa.
Kau yang tekudus
di jagat raya... ini.

Hidup ini adalah milik-Mu,
yang Kau berikan padaku
Tiada yang lain selain-Mu,
yang layak disembah...

Kubersyukur atas berkat-Mu
Kubersyukur atas pengampunan
Yang Kau curahkan kepadaku...

Kau... yang terkekal
di Alam ini, Tuhan ...
_______________________________
Tarutung, 01 Mei 2007
Ditulis ulang : Tarutung, 24 Juli 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

“Puisi ini adalah sebuah lagu...!”

Jadilah Cinta...

Indahnya dunia ini bukanlah milik kita bersama
Dunia ini hanyalah tempat sementara bagi kita
Tempat kita ada pada lokasi-Nya
Kendati demikian, nikmatilah dunia ini
Tetapi janganlah menjadi dunia
Biarlah dunia menjadi kita

Indahnya hari ini bukanlah milik kita
Hari ini hanyalah waktu sementara bagi kita
Waktu untuk kita telah ditentukan-Nya
Kendati demikian, nikmatilah hari ini
Tetapi janganlah menjadi budak pada hari ini
Biarlah hari ini menjadi waktu bagi kita.

Indahnya Cinta bukanlah milik kita
Cinta tidaklah sementara bagi kita
Cinta adalah milik-Nya
Kendati demikian, nikmatilah cinta
Tetapi janganlah biarkan cinta hilang dari hati kita
Biarlah cinta menjadi bagian dari hidup kita

Indahnya hidup ini bukanlah sekedar hidup
Hidup memang hanyalah sementara bagi kita
Habisnya hidup ini ada pada ketetapan-Nya
Kendati demikian, nikmatilah hidup ini
Jadilah cinta bagi semua makhluk,
bagi lingkungan sekitarnya...
Jadilah cinta...
_______________________
 B. Marada Hutagalung, S.Th,-
Tarutung, 13 Pebruari 2007

Terima Kasih Ibu

Ibu, hari ini aku berkarya,
Tersenyumlah...! Sebab engkau jarang tersenyum...
Ibu, hari ini aku berbicara,
Tentang engkau yang telah mendewasakan aku.

Ibu...,
Sejenak aku merenung dan terbayang akan kasih sayangmu
Sejak aku masih kecil, engkau merawat aku dengan penuh kasih sayang
Di saat aku sedang bertumbuh, dan berusaha untuk tahu segalanya
Saat itu aku sering berontak akan nasehat-nasehat dan perintah-perintahmu
Sehingga engkau marah dan membentakku, dan tak segan memukul
Tak kusadari itu karena kasih sayangmu padaku.

Kini aku telah melewati batas itu
Dan bertumbuh dewasa meski berbeda dengan yang ibu harapkan,
Karena benih pemberontakan masih melekat dalam diriku
Oh..., betapa kejamnya aku!

Ibu..., cintamu begitu mulia padaku
Sekalipun engkau tiada dana dan daya.
Tetapi engkau tetap berusaha memberiku kehidupan...
Sekalipun engkau lemah dan menderita,
Tetapi engkau tetap berusaha memberiku yang terindah...
Dan sekalipun engkau dalam marabahaya,
Tetapi engkau berusaha lebih dulu menjagaku.

Tak dapat kulukiskan betapa besarnya pengorbananmu,
Engkau bagaikan lilin kecil yang menerangi ruang hidupkku yang gelap
Meski kecil tetapi cahayamu dapat menjadi pelita bagiku
Alangkah bodohnya aku, tak tahu berbalas budi dan tak perduli
Ibu..., di saat engkau berbicara kepada Yang Maha Kuasa
Engkau tak pernah lupa untuk memohon kepada-Nya agar aku didampingi-Nya
Ibu..., di saat engkau berada di tanah sebrang yang jauh...
Engkau selalu ingat akan diriku.
Ibu..., tanpa engkau... mungkin aku akan menderita.

Ibu, aku tidak tahu apakah ada kesempatan lain,
Tapi, inilah kesempatanku untuk berkarya.
Ibu, aku tahu diriku telah menyakitimu
Tapi inilah kesempatanku untuk bermohon: Ampunilah aku...!
Ibu, engkau jarang tersenyum untukku,
Tapi inilah kesempatanku untuk berkata: tersenyumlah untukku...!
Ibu, pengorbananmu tak dapat ditukarkan dengan materi
Tapi, di hari kebesaranmu ini kankulukiskan dalam hati dengan persembahan sebuah karya;
Dan di hari kebesaranmu ini aku berkesempatan untuk mengucapkan:
Terima Kasih Ibu...!
___________________________________
Tarutung, 19 Desember 2006
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

Dibacakan pada Hari Ibu yang ke-78 Tahun di Gedung Nasional Tarutung

Aku Orang Indonesia

Aku orang Indonesia
Merah putih benderanya
Pancasila sebagai dasar Negara
Bhineka Tunggal Ika Semboyannya

Ke mana dan di manakah
Ku tetap orang Indonesia
Mempertahankan Kemerdekaan
Sampai akhir hayat hidupku...

Tujuh belas agustus tahun empat lima
Hari kemerdekaan bangsa Indonesia
Yang diproklamasikan oleh Bapak Bangsa
Dan diperjuangkan para pahlawan
Indonesia bangsa kau tetap kupuja
dan kubela dan kucinta sepanjang masa
meski harus dengan pertumpahan darah
Aku tetap Indonesia
______________________________________
Tarutung, 16 Agustus 2006
Ditulis ulang : Tarutung, 24 Juli 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

“Puisi ini adalah sebuah lagu...!”

Pengunjung

Flag Counter