Showing posts with label Puisi Religius. Show all posts
Showing posts with label Puisi Religius. Show all posts

09 December 2013

Keteladanan


Terang dunia...
Siapakah terang dunia?
Tentu Yesus Kristus sendiri.
Jadilah Terang dunia:
itulah pesan-Nya untuk kita.

Garam dunia...
Siapakah garam dunia?
Tentu Yesus Kristus sendiri.
Jadilah garam dunia:
itulah pesan-Nya untuk kita.

Jadilah terang dan garam dunia,
adalah pesan emas untuk kita.
Apakah kita mampu?
Harus!

Jadilah terang dunia.
Terangilah dunia dari kegelapan.
Janganlah bersembunyi dalam kegelapan.
Tanpa terang hidupmu akan hilang arah.

Jadilah garam dunia.
Garamilah dunia dari ketawaran.
Tunjukkan rasa kasihmu ke semua orang.
Tanpa garam hidupmu akan hambar.

Wahai umat,
jadilah terang dan garam dunia,
seperti Yesus datang untuk kita,
Pemimpin yang datang dengan penuh kasih dan kerendahan hati.
Jadilah Teladan seperti Yesus!

_____________________________
Tarutung, 09 Desember 2013
Oleh : B. Marada Hutagalung

17 September 2009

Menggapai Cita-Cinta

Hidup ini adalah indah bila kubisa nikmati
Namun aku yang hijau masih merasa kekurangan
Hanya karena keinginan belaka yang tak dapat kugenggam

Ah, Tuhan itu tidak adil…!
Kenapa aku harus memikul derita ini…?
Aku hanya merenggut angin…!

Ah, ternyata aku hanya mendapatkan mimpi buruk
Tak satu pun insan yang bisa membantuku
Kepada siapa lagi aku harus memohon?

Aku hanya sekelumit tumbuhan yang masih berdaun hijau
Yang selalu didatangi berbagai macam hama...
Yang selalu diterpa cuaca yang tak menentu
Aku mimpikan air datang namun kemarau yang menemuiku
Aku mimpikan cahaya menyinariku namun kegelapan yang menghampiriku

Tatkala aku mengidamkan air dan cahaya...
Namun, daun yang lain lebih lebar dan lebat
Hinggaku tertutupi olehnya
Cara lain kulakukan, dengan akar aku berusaha meresap air
Namun, akar yang lain lebih besar dan banyak,
Hinggaku terdesak oleh akarnya

Tidak, tidak, tidak....!
Aku tak boleh menyerah....!
Sekalipun aku hanya tumbuhan kecil
Aku harus bertahan....
walauku hanya mendapatkan setetes air
walauku hanya sedikit berkas cahaya yang kudapat

Tuhan, mampukanlah aku menikmati hidup ini
mampukanlah aku memikul penderitaan ini...
Tuhan, aku yakin Engkau hadir dalam hidupku
Menemaniku untuk bertumbuh dan berkembangkan

Tuhan, aku butuh air....!
Tuhan, aku butuh cahaya...!
Hanya itu yang kuimpikan......
___________________________
Tarutung, 10 Oktober 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th


http://maradagv.multiply.com

Cinta Sejatiku

O Tuhan, Kau ciptakan aku...
dan Kau b’ri cinta kepadaku
Tapi ku tak tahu cintaku
Cinta yang t’lah kudamba

O Tuhan, mengapa Kau buat...
Diriku memiliki cinta
Tapi ku malah tersiksa
Oleh karena tak tahu cintaku

Akankan cinta sejatiku...
’kutemui setiba ajalku?
Mungkinkah ini terjadi...?
Atau sudah menjadi takdirku..?

O Tuhan jangan biarkanku...
tersiksa oleh karena cinta.
Tolonglah hamba-Mu ini
’tuk temui cinta sejatiku...!

Betapa indah oh Tuhan, Kau ciptakan aku...
dengan memiliki cinta yang indah Kau beri.
Tapi kumalah tersiksa..., oleh karena cinta....!
Siapa dan di manakah ’kan kutemui cinta sejatiku...?
______________________________________________________
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th
Tarutung, 16 Desember 2007
Ditulis ulang di Tarutung, 24 Juli 2008
NB. : Ini adalah sebuah syair lagu yang diciptakan penulis sendiri

Dang Adong Alai Adong





























__________________________________________________

Tulisan Latin :

DANG ADONG ALAI ADONG

Tung mansai asing do nuaeng panghilalanhu.
Dang adong alai adong...!

Molo huida, dang adong...
Molo huhilala.., alai adong.
Aha do i...?

Molo hulului, sai lam dao...
Molo hupadao, alai sai hira najonok...
Aha do i...?

Molo hujama dang huhilala..
Alai molo dang hujama gabe au do dijama.
Aha do i...?

Molo dang adong boasa sai adong di pinghiranku.
Molo dao boasa sai jonok tu rohanghu.
Molo dang hilala hujama boasa sai dijama.
Molo na marrupa do, aha do i...?
Molo jolma do, ise do i...?
__________________________
Binahen : B. Marada Hutagalung
Di Tarutung, 22 Nopember 2007


__________________________________________________

Terjemahan Indonesia :

TIDAK ADA TETAPI ADA

Hatiku sekarang sangat merasa asing
Tidak ada tetapi ada...!

Bila kulihat, tidak ada...
Bila kurasakan ada...
Apakah itu...?

Bila kucari, malah bertambah jauh.
Bila aku jauh, malah seperti mendekat padaku. Apakah itu...?

Bila kuraba, tidak kurasakan...
Bila tidak kuraba, malah aku yang disentuh...
Apakah itu...?

Bila tak ada mengapa harus ada dalam perasaanku?
Bila jauh, mengapa harus dekat di hatiku?
Bila tak kurasakan kuraba, mengapa hatiku disentuh...?
Bila berwujud, apakah itu...?
Bila insan, siapakah dia...?
__________________________
Binahen : B. Marada Hutagalung
Di Tarutung, 22 Nopember 2007

Puisi ini mirip dengan Puisi : TAK ADA TAPI ADA - Versi 1 (Keyakinan), karena memang terinspirasi dari puisi tersebut.

Kau...

Kau... yang terindah
dalam hidupku... sepanjang masa.
Kau... yang termulia
dalam hidupku, Tuhan.

Kau... yang teragung
di jagat raya... sepanjang masa.
Kau yang tekudus
di jagat raya... ini.

Hidup ini adalah milik-Mu,
yang Kau berikan padaku
Tiada yang lain selain-Mu,
yang layak disembah...

Kubersyukur atas berkat-Mu
Kubersyukur atas pengampunan
Yang Kau curahkan kepadaku...

Kau... yang terkekal
di Alam ini, Tuhan ...
_______________________________
Tarutung, 01 Mei 2007
Ditulis ulang : Tarutung, 24 Juli 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th

“Puisi ini adalah sebuah lagu...!”

Tak Ada Tapi Ada - Versi 1

(Versi Keyakinan)

Di saat aku lemah
Dia selalu b’ri kekuatan
Kulihat, tak ada…!
Kurasa, ada…!
Siapa Dia?

Ketika aku lelah
Dia selalu b’ri kelegaan
Kuraba, tak ada…!
Kujiwai, ada…!
Siapa Dia?

Di waktu aku sakit
Dia selalu b’ri pengobatan
Kupelajari, tak ada…!
Kuimani, ada…!
Siapa Dia?

Apakah Dia yang Agung itu?
Aku tidak tahu…
Tapi aku yakin, itu ada.
__________________________
Tarutung, 10 April 2006
By : B. Marada Hutagalung, S.Th

Pengunjung

Flag Counter